TANJUNGPINANG – Dalam pemberitaan di beberapa media online, disebut ada pihak dari pedagang yang berpartisipasi di Tanjungpinang Fest 2024, mengeluh soal besaran biaya untuk sewa stand bazar untuk para pelaku usaha UMKM. Pihak penyelenggara pun angkat bicara dan membantah tudingan miring tersebut.
Ketua pelaksana Tanjungpinang Fest 2024, Isnaini Bayu Wibowo alias Bowo, memberi klarifikasi. Bowo sangat menyayangkan dengan adanya pemberitaan tersebut, apalagi dengan pemilihan kata ‘mencekik’, karena dinilai agak yang rancu.
“Kalau dibilang mencekik menjadi sebuah bahasa yang agak rancu karena kami sudah sampaikan itu, masalah biaya itu,” kata Bowo menyampaikan klarifikasinya, Sabtu (3/8/2024).
Bowo menjelaskan dirinya sangat memahami keluhan dari pihak-pihak yang belum mendapat kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan bazar di Tanjungpinang Festival tahun ini. Pihak panitia pelaksana, bukan pilih-pilih buluh, tapi dikarenakan keterbatasan stand bazar yang tersedia.
Menurut Bowo, sejak awal persiapan kegiatan ini, sudah terlihat besarnya minat para pelaku untuk ikut terlibat dalam kegiatan Tanjungpinang Festival. Hal itu diketahui dari banyaknya pedagang yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan stand bazar selama kegiatan berlangsung.
Ia mengatakan untuk kegiatan Tanjungpinang Fest 2024, pihaknya hanya mampu menyediakan 180 stand bazar. Sementara peminat yang mendaftarkan ke panitia mencapai 527 orang. Sehingga pihaknya tidak bisa menampung semuanya.
Dia pun memohon maaf atas keterbatasan jumlah stand bazar yang tersedia. “Kami mohon maaf kalau seandainya tidak bisa memenuhi keinginan dari sebagian pihak, karena memang tempatnya sangat terbatas,” katanya.
Sedangkan soal biaya dengan anggaran Rp 550 dari setiap pedagang, untuk sewa stand bazar, yang disebut kemahalan dan sangat memberatkan pelaku usaha UMKM, Bowo memberikan penjelasan, bahwa untuk penyediaan stand bazar di Tanjungpinang Festival, sama sekali tidak ada bantuan dari pemerintah, baik Pemprov Kepri, Pemko Tanjungpinang maupun pemerintah pusat.
Menurutnya, semua dana pendirian stand bazar di lokasi kegiatan, bersumber dari dana mandiri pihak panitia. “Jadi ini yang perlu dipahami bahwasanya bazar ini tidak ada anggaran dari APBD, baik dari provinsi (Kepri) dan kota (Tanjungpinang), maupun APBN (pusat),” paparnya.
Ia menyebutkan uang sewa bazar yang dipungut dari para pedagang masih standar dan terjangkau. Karena biaya sebesar Rp 550 itu, lanjut Bowo, diperuntukan buat berbagai keperluan. Seperti sewa tenda stand untuk 8 hari atau selama kegiatan berlangsung. “Karena pihak panitia juga menyewa tenda bazar tersebut,” ujarnya.
Kemudian untuk biaya kebersihan, listrik, dan keamanan. Selain itu, ada juga biaya kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, sebagai perlindungan bagi para pedagang dari kemungkinan adanya kecelakaan kerja selama kegiatan. Event ini juga menyediakan acara hiburan dengan menghadirkan artis ibu kota.
“Jadi saya kira tidak benar kalau disebut memberatkan. Karena panitia sudah memperhitungkan semuanya secara cermat, agar para pedagang tidak terlalu terbebani,” katanya.
Sebagai pembanding, Bowo pun memberi contoh sewa stand bazar weekend, yang harganya Rp 250 untuk 3 harinya. Yang jika dihitung selama 8 hari bisa mencapai Rp 700-an. Bahkan, jika ada event, sewanya bakal naik hingga Rp 400-Rp 500 untuk waktu 3 hari.
Ia pun heran kenapa untuk sewa stand bazar weekend, yang jauh lebih mahal, justru tidak pernah dipermasalahkan oleh para pelaku usaha UMKM yang menyewa tempat itu.
“Kita memberi harga yang murah yang hanya Rp 550 selama 8 hari dengan fasilitas yang sangat memadai, tapi justru dipermasalahkan. Inikan aneh?” kata Bowo seraya bertanya-tanya.
Namun demikian, ia sangat memahami atas kemungkinan adanya rasa kecewa dari beberapa pihak yang belum bisa diakomodir pihak panitia untuk terlibat dalam kegiatan Tanjungpinang Festival tahun ini.
“Untuk itu, saya kembali menyampaikan permohonan maaf atas nama panitia pelaksana, semoga pada kegiatan berikutnya, ataupun dilain waktu, semua harapan dan keinginan semua pihak yang belum mendapat kesempatan dapat terpenuhi,” tutup Bowo.
Tira