Dari Hutan Durai ke Balai Kota: Perjalanan Hidup Raja Ariza

Tanjungpinang
Raja Ariza dalam sebuah kegiatan kemasyarakatan, ketika masih abdi negara, sebagai pejabat di Pemprov Kepri. ist

TANJUNGPINANG – Setiap hari, ia harus berjalan kaki untuk menawarkan kue jualannya. Kadang laku, kadang tidak. Tapi tidak membuatnya patah semangat, ia terus berjuang menjajakan dagangannya, dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dia adalah Raja Ariza, kisah perjalanan hidupnya di masa kecil, ketika duduk di bangku sekolah dasar, di sebuah kampung terpencil, Pulau Durai, Moro, Karimun. Namun pahit getirnya kehidupan yang dialaminya justru menguatkan tekadnya untuk meraih sukses di masa depan. Padahal Raja Ariza adalah keturunan pahlawan nasional, Raja Haji Fisabilillah.

Raja Ariza menjadi ASN dan menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan. Berkat prestasinya selama 37 tahun sebagai abdi negara, kini masyarakat Tanjungpinang, meminta Raja Ariza untuk maju di Pilkada Tanjungpinang 2024, sebagai pendamping Lis Darmansyah, calon Wali Kota Tanjungpinang.

Meski keturunan pahlawan nasional, pernah belasan kali menjadi pejabat Eselon II hingga Penjabat (Pj) Walikota Tanjungpinang, bukan berarti Raja Ariza berasal dari keluarga kaya.

Raja Ariza yang kini telah mendaftarkan diri ke KPUD Tanjungpinang, bersama Lis Darmansyah merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Kisah masa kecilnya menyakitkan.

Usianya kini 64 tahun. Pahitnya kehidupan di masa lalu, membuatnya menjadi sosok yang kuat dan tegar. Dia tidak pernah melupakan itu. Gengsi, sombong, tidak akan tersimpan selamanya dalam hatinya.

Di masa kecilnya ketika Kelas I SD, Raja Ariza masih sangat ingat harus ikut kerja keras membantu orangtuanya menambah penghasilan agar bisa makan.

Ayahnya memang seorang pegawai pemerintah. Namun di zaman itu, kehidupan seorang abdi negara sangat menyedihkan. Gaji takkan bisa memberi mereka makan. Apalagi jumlah kakak beradik 11 orang.

Raja Ariza sempat tiga tahun SD di Meral Karimun sebelum pindah kampung. Saat di Meral itulah Raja Ariza harus jualan kue dan roti-rotian.

Sepulang sekolah, Raja Ariza sudah pasti ada tugas berjualan kue keliling. Untungnya Raja Ariza seorang pemberani. Di saat ada yang ngumpul-ngumpul, dia langsung bergegas kesana dan menawarkan kuenya.

Raja tidak menjadikan jualan kue keliling itu sebagai beban. Ia menikmatinya. Saat anak-anak yang lain sedang bermain, ia harus jalan kaki kemana-mana.

Baginya, itu bukan untuk disesali. Dia tetap semangat saban hari jualan kue.

Jika kue jualannya sudah habis, kadang Raja menangkap ikan pakai keranjang kue tersebut.

“Kalau saya jual kue dulu, tempatnya itu dari anyaman bambu. Jadi bisa dipakai nangkap ikan,”

“Pas lewat pinggir laut, ada nampak ikan, saya turun nangkap ikan pakai keranjang kue itu,” katanya sambil tertawa mengenang peristiwa 56 tahun lalu tersebut.

Kemudian, ketika usianya menjelang 6-7 tahun, Raja Ariza harus membantu kakeknya menderes getah. Karena dia dua tahun hidup bersama kakek neneknya di Pulau Durai, Moro Karimun.

Barulah setelah usianya 7 tahun, dia pindah ke Meral dan masuk SD disana. Di Durai, Raja Ariza kecil mengikuti derap kaki kakeknya ke hutan.

Kadang subuh mereka sudah masuk hutan dan menderes getah. Kadang menjaga durian saat sedang musim.

Kehidupan kecilnya itu membuat Raja Ariza tidak kenal takut. Keluar malam ke hutan membuatnya biasa-biasa saja.

Berhadapan dengan ular besar sudah jadi tontotannya di hutan. Paling dia menghindar. Ular berbisa pun sudah sering dilihatnya.

“Kalau ketemu jenis-jenis ular di hutan itu sudah biasa lah. Yang besar, yang bahaya gak takut lagi. Cuman saya menghindari aja. Jangan diganggu,” ucapnya saat berbincang ringan dengan wartawan.

Belum lagi dia harus menemani kakeknya berlayar malam mengarungi lautan dengan perahu layar, perahu kecil. Lautan dengan berbagai tantangannya pun sudah menjadi lahapannya.

Pengalaman-pengalaman inilah yang membuat Raja Ariza tidak kenal takut dan suka tantangan. Karena itulah, pekerjaan seberat apapun yang diberikan kepadanya, dia bisa menyelesaikannya.

Itulah kenapa Raja Ariza selalu dipercaya pimpinannya saat menjadi pegawai di Kantor Bupati Kepulauan Riau (Kepri) hingga menjadi pegawai Pemprov Kepri.

Raja Ariza membuktikan diri bisa bekerja dengan baik menuntaskan semua tugas yang diberikan pimpinan kepadanya hingga sederet posisi penting pernah diembannya.

Bukan tanpa alasan Nurdin Basirun (mantan Gubernur Kepri) mempercayakan posisi Pj Walikota Tanjungpinang kepadanya. Itu karena Nurdin yakin Raja Ariza bisa menjelankan tugasnya dengan baik.

Nurdin telah mencari rekam jejak kinerja Raja Ariza sebelum menunjuknya sebagai Pj Tanjungpinang. Dan terbukti, 9 bulan menjabat, pemerintahan berjalan dengan baik termasuk Pilkada saat itu.

Kini, si penjual kue, penderes getah karet, penjaga durian tersebut telah memilih mengabdikan hidupnya melayani masyarakat Tanjungpinang.

Raja Ariza maju di Pilwako Tanjungpinang tahun 2024 sebagai Calon Walikota. Raja Ariza berpasangan dengan H Lis Darmansyah sebagai Calon Walikota.

Pasangan yang khas dengan panggilan Lis-Raja tersebut telah mengikrarkan diri akan membawa perubahan dan kemajuan serta kesejahteraan untuk masyarakat Tanjungpinang.

Sebagaimana diketahui, Lis Darmansyah dan Raja Ariza, maju di Pilkada Tanjungpinang, mengusung tagline Tanjungpinang. Melalui visi misi dan program unggulannya, keduanya ingin membenahi kota Tanjungpinang, untuk lebih baik lagi.

Tira

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini