Darah Pahlawan dalam Diri Raja Ariza: Keturunan Raja Haji Fisabilillah

Tanjungpinang
Raja Ariza saat berziarah ke makam raja-raja Melayu, di Penyengat, Tanjungpinang. istimewa

TANJUNGPINANG – Selama ini Raja Ariza lebih dikenal sebagai birokrat tulen, yang memiliki karir dan prestasi yang gemilang. Gelar bangsawan (Raja) yang melekat di depan namanya, justru tidak begitu menonjolkan sosoknya sebagai keturunan raja.

Boleh jadi, karena penampilan kesehariannya yang terlihat sederhana, bermasyarakat, dan mudah bergaul dengan berbagai kalangan, apalagi statusnya sebagai seorang pejabat di pemerintahan, tak menjadi jarak dalam kehidupan sosialnya di masyarakat. Sehingga ia tampak seperti masyarakat biasa.

Padahal, Raja Ariza adalah keturunan bangsawan dari Kerajaan Riau-Lingga, yang merupakan keturunan langsung dari Raja Haji Fisabilillah (RHF) seorang pahlawan nasional dari Kepulauan Riau. Raja Ariza, keturunan ketujuh dari silsilah Raja Haji Fisabilillah.

Mungkin sebagian masyarakat Tanjungpinang, yang belum mengenal dekat sosok Raja Ariza, akan terkejut setelah membaca berita ini, karena kesederhanaanya sehari-hari, sehingga darah bangsawan dalam diri Raja Ariza, tidak pernah tersiar.

Meskipun memiliki darah bangsawan, Raja Ariza selalu menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat biasa dan tidak menunjukkan statusnya yang sebenarnya. Keturunan Raja Haji Fisabilillah ini berasal dari garis keturunan Raja Ahmad.

Di tingkat yang lebih tinggi dalam silsilah keluarganya, terdapat Daeng Celak, ayah dari Raja Haji Fisabilillah, yang merupakan Yang Dipertuan Muda Riau II. Raja Haji Fisabilillah sendiri menjabat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IV, posisi kedua tertinggi di kerajaan, dengan gelar Raja.

Raja Ariza saat menunjukkan piagam anugerah kebesaran Sultan Mahmud Riayat Syah dari Perhimpunan Zuriat dan Kerabat Kesultanan Riau-Lingga, di kediamannya, beberapa waktu lalu. istimewa

Peran penting keluarga Raja Ariza dalam sejarah Kerajaan Melayu Riau-Lingga sangat signifikan. Kerajaan Melayu Riau-Lingga berdiri selama lebih dari tujuh abad hingga abad ke-19, sebelum bergabung dengan NKRI.

Kerajaan ini dikenal karena adanya ‘Perjanjian Abadi’ antara pihak Melayu dan Bugis, di mana posisi utama dipegang oleh Melayu dengan gelar Sultan, sementara posisi kedua dipegang oleh Bugis dengan gelar Raja.

Tiga pahlawan nasional dari Kepulauan Riau yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji, dan Sultan Mahmud Riayat Syah II.

Raja Haji Fisabilillah diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada Agustus 1997, Raja Ali Haji pada tahun 2004, dan Sultan Mahmud Riayat Syah II pada tahun 2017.

Posisi Raja Ariza yang dipercaya sebagai salah satu penasihat pada Lembaga Adat Melayu (LAM), juga menunjukkan keterhubungannya dengan budaya dan adat Melayu-Bugis.

Tira

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini