BINTAN – Gubernur Nurdin Basirun memang suka menjemput aspirasi melalui jalur-jalur informal dan santai. Dia ingin, ketika menyampaikan keinginannya, masyarakat bisa lepas dalam bercakap.
Salah satu cara menjaring aspirasi agar sampai, adalah dengan tidak berada di ruang-ruang resmi. Ini yang dilakukan Nurdin yang didampingi Sekda H TS Arif Fadillah ke Desa Mantang Besar, Kabupaten Binan, Rabu (26/9).
Saat tiba, Nurdin dan rombongan disambut hangat dan ramah oleh masyarakat. Mereka sangat ramai dan tampak untuk berbincang dan bertukaran pikiran dengan Gubernurnya.
“Ini namanya konektivitas hati. Sampaikan apa yang ingin disampaikan, jangan segan-segan,” kata Nurdin.
Di antara perbincangan itu, Nurdin berpesan agar masyarakat Desa Mantang untuk tidak membuang sampah di laut. Karena laut merupakan sumber penghidupan masyarakat di Kepulauan Riau.
“Jangan buang sampah ke laut ye, mari kita jaga dengan kesadaran sendiri dari diri kita,” pesan Nurdin.
Nurdin mendengar dan mencatat apa yang disampaikan warga. Salah satunya tentang air bersih. Pembangunannya sudah ada namun belum bisa dimaksimalkan.
Selain itu, masyarakat minta dibangun Rumah Tahfiz di pulau ini. Karena sampai saat Nurdin berkunjung, belum ada tempat anak anak untuk belajar tahfiz.
Begitu juga dengan masalah pendidikan, yang tidak jauh bedanya dengan Desa Mapur yang kekurangan guru, penambahan ruang kelas dan jarak tempuh untuk ke sekolah yang harus memakai biaya tinggi.
Tentang pendidikan, Nurdin juga melakukan kunjungan ke SMA Negeri Mantang. Saat tiba, Nurdin lebih memilih mengajak para guru untuk berbincang-bincang di bawah pohon. Padahal, sekokah sudah menyiapkan ruang rapat.
Sambil menikmati makanan ringan yang tersedia, Nurdin menerima banyak permintaan pada guru.
Kepada para guru, Nurdin mengatakan pengajar adalah pekerjaan yang sangat besar jasanya. Mereka yang harus dijaga dan disejahterakan.
Untuk SMA Negeri 1 Mantang, untuk sementara, ruang belajar sudah cukup. Yang perlu adalah tambahan ruang labor, lapangan olahraga dan praktek. Juga pembangunan mushalla untuk siswa.
Tenaga pengajar masih kurang, terutama untuk pendidikan Geografi, Fisika, Siosiologi, Prakarya dan SBK.
Nurdin menyampaikan, dengan menjemput langsung aspirasi ke warga, semua bisa terpecahkan. Karena itu dia mengajak masyarakat untuk menanamkan ukhuwah islamiyah pada diri sendiri agar selalu kompak dan bersama sama mensejahterakan Kepri.
“Jaga silaturahmi, satu kan hati untuk memakmurkan Kepri”, tambah Nurdin. (Rh)
Sumber : Humaskepri