TIGA NAMA kian kencang dibincangkan terkait kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri di Pilkada 2024. Dari petahana, pejabat wali kota, hingga sang jenderal.
Masa tugas seluruh kepala daerah di Indonesia akan berakhir tahun ini. Tak terkecuali dengan para kepala daerah di wilayah provinsi Kepri, baik gubernur untuk posisi kepala daerah di tingkat I atau provinsi, serta bupati dan wali kota untuk kabupaten dan kota.
Di provinsi Kepri, ada 8 gelaran Pilkada, yaitu Pilkada Kepri untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, serta Pilkada di 7 kabupaten/kota untuk memilih bupati dan wali kota. Yaitu kota Batam dan kota Tanjungpinang, serta 5 kabupaten yaitu, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas.
Pesta demokrasi daerah atau Pilkada, tak kalah menariknya dengan Pilpres untuk dibincangkan. Sebab, nasib rakyat di daerah juga dipertaruhkan di sana. Selain itu, perhelatan Pilkada selalu diwarnai kejutan-kejutan yang membuat kompetisi elektoral di daerah itu semakin menarik diikuti.
***
Sekilas Pilkada Kepri 2020, awalnya Nurdin Basirun, orang yang paling diunggulkan memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri. Siapa sangka, Nurdin tersandung kasus korupsi di KPK, sebelum gelaran Pilkada. Mantan Bupati Karimun itu, divonis bersalah, dan akhirnya batal mencalonkan diri sebagai Gubernur Kepri, karena ia harus menjalani hukuman di lembaga permasyarakatan.
Demikian Isdianto, yang menjabat wakil gubernur ketika itu, naik tahta jadi Gubernur Kepri menggantikan Nurdin, juga dijagokan sebagai pemenang dalam perebutan kursi orang nomor satu di tanah berpenduduk asli suku Melayu itu. Selain petahana, mantan pejabat eselon 2 Pemprov Kepri ini, punya dukungan kuat dari basis Alm. HM Sani, mantan Gubernur Kepri, yang merupakan abang kandungnya.
Tapi keinginan publik berkata lain. Pasangan Ansar Ahmad – Marlin Agustina justru yang memenangkan Pilkada Kepri 2020. Duet Ansar – Marlin ini bisa dibilang sebuah kejutan, karena pasangan ini lahir diluar dugaan banyak orang, dan jauh dari perbincangan publik saat itu.
Apalagi Ansar yang merupakan politisi Golkar ini sudah menjadi anggota DPR RI yang menang pada Pileg 2019, dari Dapil Kepri. Artinya ia baru setahun menjabat, dan harus mundur sebagai legislator, jika maju di Pilkada. Sementara Marlin, yang merupakan istri Wali Kota Batam dan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, banyak pihak masih pesimis ikut berkompetisi, karena kiprahnya juga belum terlihat di panggung politik.
Tak hanya itu, publik juga tidak melihat latar belakang antara Ansar dan Marlin maupun Rudi sendiri, punya komunikasi politik yang mesra, atau setidaknya punya kerjasama politik sebelumnya. Justru yang sempat terbaca oleh publik, bahwa Isdianto yang akan berpasangan dengan Marlin di Pilkada Kepri.
Lantas apa yang terjadi. Ansar Ahmad justru mengambil resiko mundur dari DPR RI, untuk maju di Pilkada Kepri 2020, berpasangan dengan Marlin Agustina. Ternyata Ansar dan Marlin diam-diam menjalin komunikasi politik secara intens. Pasangan Ansar – Marlin memenangkan Pilkada, dengan mengalahkan 2 rivalnya, yaitu Isdianto – Suryani dan Surya Resoriono – Iman. Dan, Ansar dan Marlin menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, periode 2020-2024.
***
Saat ini masyarakat Kepri sedang menyambut Pilkada 2024. Nama Ansar Ahmad dan Muhammad Rudi sudah sejak lama menghiasi percakapan publik terkait pesta demokrasi daerah itu. Semua perbincangan hampir seirama yang menyatakan Ansar dan Rudi paling berpeluang memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri. Ansar adalah Gubernur Kepri saat ini, dan Rudi menjabat Wali Kota Batam yang juga ketua BP Batam.
Sementara nama lain yang juga muncul dinilai belum mampu menyaingi elektabilitas keduanya, seperti Aunur Rafiq, Bupati Karimun 2 periode, serta para kepala daerah lainnya yang menjabat saat ini. Termasuk Isdianto mantan Gubernur Kepri, yang kalah di Pilkada Kepri 2020. Tak heran, banyak prediksi, jika Ansar berduet dengan Rudi, Pilkada Kepri 2024, telah selesai, artinya bisa dipastikan pasangan ini akan menang dengan persentase tinggi.
Selama ini nama Ansar dan Rudi dalam perbincangan Pilkada Kepri, erat dikaitkan sebagai lawan tanding dan bukan pasangan, yang artinya, Ansar dan Rudi maju di pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri 2024, lebih memungkin duel ketimbang duet. Meski Ansar dan Rudi berkoalisi di Pilkada Kepri 2024. Ansar berpasangan dengan Marlin Agustina, yang merupakan istri Rudi yang juga ketua DPD Nasdem Kepri itu.
Retak hubungan Ansar dan Rudi sudah terjadi sejak 2020, yaitu di awal-awal pemerintahan Ansar-Marlin di Kepri. Bagi-bagi jabatan eselon 2, termasuk posisi Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri, disebut-disebut sebagai pemicu utama terjadinya keretakan hubungan keduanya. Yang berjalan awet, hingga hari ini. Pecah kongsi Ansar dan Rudi, dengan duel di Pilkada Kepri 2024, akan menjadi puncak bagi keduanya untuk berpisah jalan.
***
Jika sebelumnya nama Ansar dan Rudi, menguasai sepenuhnya percakapan publik terkait kandidat di Pilkada Kepri 2024, kini mulai muncul nama baru sebagai kandidat alternatif, yang muncul di luar dugaan banyak pihak.
Lantas siapa dia? Dia adalah seorang jenderal bernama lengkap Irjen Pol Drs. Yan Fitri Halimansyah, MH; yang menjabat Kepala Polda Kepri, sejak Desember tahun lalu. Yan Fitri merupakan putra daerah, yang lahir di kota Tanjungpinang, provinsi Kepri, pada 9 Januari 1967.
Siapa sangka, di ujung masa tugasnya sebagai anggota Polri, karir Yan Fitri justru bersinar, yang dipercaya oleh Kepala Polri untuk memimpin kepolisian daerah Kepri. Karir puncak yang disandang Yan Fitri saat ini, menjadi nilai tawar tinggi di panggung politik, apalagi menjelang perhelatan Pilkada.
Kondisi ini pun, tak disia-siakan oleh para simpatisan dan pendukungnya, yang langsung ‘gass full’ mensosialisasikan sosok Yan Fitri ke khalayak ramai. Lewat berbagai saluran, nama sang jenderal terus diapungkan, sebagai salah satu kandidat alternatif calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri 2024, di luar Ansar dan Rudi, dua nama yang sebelumnya sudah tenar.
Tapi, pada pesta demokrasi di zaman modern, popularitas dan elektabilias tidak menjamin kemenangan. Dalam kontestasi elektoral justru memberikan warna dan dinamika yang berbeda. Sebab, banyak cara pendekatan yang dilakukan para kandidat untuk memenangkan kompetisi elektoral.
Hari ini, bila dilakukan survei, bisa saja atau kemungkinan besar, elektabilitas Yan Fitri berada di bawah dua kandidat di atas, Ansar dan Rudi. Tapi dengan pergerakan yang kian masif dari simpatisan Yan Fitri, yang terus mengkampanyekan namanya, melalui berbagai pendekatan-pendekatan tertentu, semisal aktivitas sosial kemasyarakatan, akan memberikan pengaruh dan perubahan peta dukungan publik.
Bisa dilihat, belakangan ini Yan Fitri semakin aktif menyapa dan berkomunikasi dengan masyarakat di setiap kegiatan maupun kunjungan kerja terkait pengamanan, seperti Bulan Ramdhan dan Hari Raya Idul Fitri 2024. Yan Fitri kerap ambil kesempatan menyambangi para emak-emak UMKM yang membuka dagangan takjil buat orang berbuka puasa.
Ajang Piala Asia U23, dalam 2 laga yang dilakoni Timnas Indonesia di perempat final dan semifinal, yang menghadapi Korea Selatan dan Uzbekistan, juga menjadi momen dalam mencari simpatik publik dengan menggelar nonton bareng (nobar) bersama masyarakat diberbagai lokasi. Bahkan, dengan menyediakan hadiah menarik (doorprize) agar nobar ramai dihadiri warga, serta menjadi perbincangan hangat.
Kemudian pada Hari Buruh, 1 Mei 2024, kemarin, Yan Fitri saat meninjau pengamanan aksi may day itu, juga menyempatkan diri menyapa para buruh yang menggelar demontrasi di Temenggung Abdul Jamal, Batam. Yan Fitri bersama buruh terlihat akrab sekaan menggambarkan sebagai sahabat.
Selain itu, dengan munculnya komunitas-komunitas masyarakat yang mendeklarasikan dukungan untuk Yan Fitri maju Pilkada Kepri 2024, juga sebuah fenomena yang sekaligus menjadi magnet dukungan dalam mendongkrak popularitas dan elektabilatasnya di akar rumput.
Gencarnya promosi figur Yan Fitri oleh para simpatisan, untuk panggung Pilkada 2024, setidaknya telah memberikan suasana baru, dengan memperkenalkan sosok baru sebagai pilihan alternatif.
Kondisi ini tentu sangat menguntungkan bagi Yan Fitri, menjelang Pilkada Kepri 2024, yang akan dihelat November 2024. Apalagi Yan Fitri akan purna tugas sebagai anggota Polri, pada awal tahun 2025.
Dalam beberapa bulan ke depan, Yan Fitri masih punya waktu untuk mengukur elektabilitas dalam menghadapi kontestasi elektoral di Pilkada Kepri. Jika elektabilias naik signifikan, bisa saja Yan Fitri dipinang untuk posisi wakil gubernur, atau maju sebagai calon gubernur.
Lantas, apakah kehadiran Irjen Yan Fitri Halimansyah, yang saat ini menjabat Kapolda Kepri, sebagai kandidat fenomenal yang memberikan kejutan pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri di Pilkada 2024?. Tunggu saja, waktu akan menjawabnya.
Tira