Ade Sindir (Halus) Syahrul: Kritik Itu Tanda Sayang, Jangan Alergi

Tanjungpinang
Ade Angga
Ade Angga

Tanjungpinang – Ade Angga merespon pernyataan Ayah Syahrul, Walikota Tanjungpinang itu, yang menyinggung dirinya saat memberi penjelasan kepada wartawan terkait keterlambatan pembagian seragam sekolah gratis kepada siswa SD dan SMP, yang dikritiknya.

Ade Angga yang juga Wakil Ketua DPRD Tanjungpinang itu, menanggapi dengan sindiran halus. “Kritik itu tanda sayang, pemimpin jangan alergi,” sindir Ade Angga dalam keterangan tertulisnya yang diterima suluhkepri.com, Kamis (22/8/2019) merespon Walikota Syahrul.

Sebelumnya Syahrul menyinggung nama Ade Angga yang mengkritik keterlambatan penyerahan baju seragam sekolah kepada siswa baru tahun ajaran 2019/2020.

Syahrul mengatakan Ade Angga juga tau soal peraturan proses pengadaan baju seragam siswa. “Cuman Ade Angga kan tau dalam pengadaan baju seragam ada prosesnya, ini uang lantas beli baju, kan tidak. Dia kan ketua tim Ayah (pemenangan di Pilwako Tanjungpinang 2018),” ucap Syahrul kepada wartawan, di SMKN 1 Tanjungpinangeperti Kamis (22/8/2019), menanggapi kritik Ade Angga.

Wakil Ketua DPRD Ade Angga saat penandatanganan Perda perubahan APBD 2018
Ade Angga saat penandatanganan Perda perubahan APBD 2018, yang disaksikan Syahrul – Rahma di Gedung DPRD Tanjungpinang, tahun lalu

Lagi-lagi Syahrul meluapkan kekesalannya. “Tugasnya ngritik, tugasnya ngritik, imunitasnya itu dia, terlepas benar atau salah yang diucapkan dia,” kata Syahrul.

“Anda tau, dia itu, Ade Angga yang selalu ngomong-ngomong itu, dia itu kan Ketua Tim Ayah, bukan dia tak tau,” ucapnya lagi.

Ade, panggilan karibnya, lalu merespon Syahrul. Ketua Golkar Tanjungpinang itu, memberi sendiran halus atas pernyataan Syahrul karena mengkait-kaitkan namanya sebagai Ketua Timnya, Ketua Pemenagan SABAR (Syahrul – Rahma Bersama Rakyat) di Pilwako 2018 lalu.

“Kritik yang saya sampaikan itu sebagai pimpinan DPRD yang memiliki fungsi pengawasan sesuai amanat UU,” tegas Ade.

Menurut Ade kritik dilontarkan karena menilai ada potensi keterlambatan yang cukup lama dalam pengadaan seragam sekolah gratis. Ini bisa memicu keresahan masyarakat dan akan terus mempertanyakannya baik ke pemerintah maupun ke DPRD Tanjungpinang.

Ade lalu menguraikan prosesnya dan perhitungan waktu keterlambatan yang dia maksud. “Jka dihitung potensi keterlambatannya, misalnya, diawali hasil uji lab yang butuh waktu 1 minggu, Perwako-nya saja baru dibuat. Jika lewat proses lelang paling cepat 1 minggu, selanjutnya pelaksanaan yang membutuhkan waktu 60 hari. Lalu pemeriksaan barang berkisar 1 minggu,” sebutnya.

“Nah, jika dijumlahkan waktu dari seluruh tahapan tadi, maka diperkirakan butuh 3 bulan lagi baru selesai. Berarti hitungannya sudah 1 semester yang dihitung dari awal masuk sekolah ajaran baru 2019-2020,” jelas Ade Angga.

Kalau seragam sekolah dibagikan setelah 1 semester, menurut Ade,” Itu namanya bukan seragam gratis untuk siswa baru, tapi untuk siswa lama”.

Ia kembali mengingatkan Syahrul, bahwa kritik yang disampaikan itu bertujuan untuk lebih melecut kinerja pemerintah daerah. “Serta demi menjaga nama baik Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang selaku pemimpin Kota Gurindam ini,” tutupnya. (tr)

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini