Jejak Perjuangan Andi Cori di Masa Krisis Listrik Melanda Tanjungpinang

Tanjungpinang
Andi Cori Patahuddin saat memimpin aksi demo krisis listrik di Kantor PLN Cabang Tanjungpinang
Andi Cori Patahuddin saat memimpin aksi demo krisis listrik di Kantor PLN Cabang Tanjungpinang

Dibawah terik matahari, lelaki bertubuh kekar itu bersuara lantang dari atas mobil komando. “Kami minta PLN segera hengkang dari Tanjungpinang, jika tidak rakyat akan mengambil alih paksa kantor ini,” ia mengultimatum lewat pengeras suara.

Saat itu, Mei 2015, ribuan warga Tanjungpinang mengepung kantor PLN Cabang Tanjungpinang beralamat di Jl. Bakar Batu, Tanjungpinang, Provinsi Kepri.

Hampir satu bulan pergerakan massa di kantor PLN guna memaksa perusahaan pelat merah itu segera menambah daya setrum dalam memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat Tanjungpinang.

Aksi melelahkan yang menguras banyak waktu dan energi ini terpaksa dilakukan mengingat saat itu kondisi ekonomi Tanjungpinang terseok-seok akibat krisis listrik yang berkepanjangan, sejak 2 tahun terakhir.

Andi Cori ditengah aksi demo PLN
Andi Cori ditengah aksi demo PLN

Amarah rakyat dengan gelaran aksi besar-besaran dipicu keputusan manejemen PLN, yang hanya mampu memproduksi pemadaman bergilir dalam mengatasi krisis setrum.

Pernyataan sang orator itu kian membakar semangat massa. Pasukan anti huru-hara meningkatkan siaga: mengawasi gerak-gerik ribuan massa.

“Brak..brak..brak.” tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca. Ternyata beberapa “rudal” yang ditembakkan dari arah kerumunan massa berupa batu berukuran sedang berhasil mendarat di pintu utama kantor berbahan kaca itu.

Suasana seketika gaduh, aparat mulai bergerak namun lautan massa juga bergerak maju menerobos barikade kawat berduri. Tak lama kemudian, suara histeris terdengar dari arah parkiran khusus kendaraan operasional PLN. Ternyata ada beberapa orang yang terluka dalam insiden itu.

Aksi di halaman kantor PLN
Aksi di halaman kantor PLN Tanjungpinang

“Ini demonstrasi luar biasa yang sangat melelahkan. Ribuan warga bertahan berhari-hari bahkan hampir satu bulan menginap di kantor PLN Tanjungpinang,” kenang pria di atas mobil komando, saat ditemui di kediamannya, awal Oktober 2018. “Tapi semua itu kami lakukan untuk kepentingan rakyat Tanjungpinang,” ujarnya.

Dia adalah ANDI CORI PATAHUDDIN, para sahabatnya memanggilnya dengan nama WAK COR. Nama Andi Cori Patahuddin disingkat ACP, memang tak asing lagi ditengah masyarakat Tanjungpinang. Dia selalu hadir dalam berbagai pergerakan massa bahkan berdiri di barisan depan dalam aksi-aksi perjuangan kepentingan orang ramai.

Aksi perjuangan yang dikomandoi ACP dalam pemenuhan daya listrik di Tanjungpinang, juga mampu mengundang simpati Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri ketika dijabat HM. Sani dan Soeryo Respationo. Keduanya bahkan ikut orasi di halaman kantor PLN Tanjungpinang.

Barisan People Power menuju kantor PLN
Barisan People Power menuju kantor PLN

“Ini aksi besar yang pernah saya pimpin, tapi perjuangan kami benar-benar untuk kepentingan masyarakat. Listrik sudah menjadi kebutuhan dasar apalagi di perkotaan. Perekonomian akan hancur tanpa listrik, investasi bakal nihil lalu bagaimana ekonomi Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepri bisa maju, kebutuhan listrik saja tak terpenuh,” kata ketua Gapensi Kepri itu.

“Alhamdulillah, perjuangan rakyat Tanjungpinang akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat dengan adanya penambahan daya sesuai kebutuhan sebagaimana yang kita nikmati saat ini,” sebut pria kelahiran Tanjungpinang, 10 September 1972 itu.

Meski perjuangan itu telah berlalu 13 tahun silam, namun nama Andi Cori Patahuddin tak pernah hilang dalam ingatan warga Tanjungpinang. Kegigihannya kala itu, yang pantang surut untuk memperjuangkan kepentingan orang ramai diapresiasi seluruh warga Tanjungpinang.

Massa menguasai kantor PLN Tanjungpinang
Massa menguasai kantor PLN Tanjungpinang

“Sejak itu, warga tidak lagi menikmati pemadaman listrik kecuali ada hal perbaikan jaringan. Karena daya listrik untuk kebutuhan warga sudah terpenuhi,” kata Mek, warga batu 2, Tanjungpinang itu. (tr)

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini