ANAMBAS – Suasana Pelabuhan Sri Siantan, Rabu sore (5/3/2025), mendadak semarak. Ratusan warga tumpah ruah menyambut kedatangan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Aneng dan Raja Bayu Febri Gunadian, yang akhirnya tiba di Pulau Siantan usai menempuh perjalanan laut penuh tantangan.
Kapal cepat Anambas 6 yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin saat melintasi perairan Tanjung Pedas. Beruntung, respons cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama bantuan kapal cepat milik Desa Rewak memungkinkan rombongan dievakuasi dengan aman menggunakan Speed Rescue Boat menuju pelabuhan.
Tiba sekitar pukul 16.00 WIB, pasangan kepala daerah itu langsung disambut hangat oleh masyarakat, pelajar, hingga para tokoh adat. Keduanya kemudian diarak menuju Gedung Balai Pertemuan Masyarakat Siantan (BPMS) di Tarempa dalam prosesi penyambutan yang sarat nilai budaya.
Tradisi Melayu begitu kental terasa. Atraksi seni silat dan tarian persembahan membuka prosesi, dilanjutkan dengan ritual adat tepuk tepung tawar yang dipimpin langsung oleh Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas. Nuansa kehangatan dan penghormatan terpancar dari setiap langkah acara.
Dalam sambutannya, Bupati Aneng menyampaikan rasa haru dan terima kasih atas sambutan luar biasa yang ia terima.
“Saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas sambutan masyarakat Kepulauan Anambas. Ini bukan hanya penghormatan bagi saya dan Pak Raja Bayu, tapi juga menjadi penyemangat besar untuk menjalankan amanah ini sebaik-baiknya,” ujar Aneng dengan penuh kehangatan.
Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada LAM Anambas atas prosesi adat yang menyentuh dan sarat makna.
“Penyambutan adat ini sangat berkesan. Ini adalah wujud cinta kita pada nilai-nilai warisan Melayu, dan akan menjadi bekal semangat kami dalam memimpin,” tambahnya.
Lebih jauh, Aneng menegaskan bahwa momentum ini menandai awal kerja bersama untuk membangun Anambas yang lebih baik. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam semangat kekeluargaan dan budaya lokal.
“Mari kita rawat dan lestarikan adat resam Melayu sebagai identitas kita. Dengan kebersamaan, nilai agamis, dan kekuatan budaya, kita wujudkan Anambas yang maju dan bermartabat,” pungkasnya.






