Maafkan Meliyanti, Apri Sujadi: Anak Kampung Kita juga, Tak Perlu Kita Berbuat Zalim

Tanjungpinang
Apri Sujadi saat memenuhi panggilan klarifikasi di kantor bawaslu bintan beberapa waktu lalu

Bintan – Tuduhan money politic terhadap Calon Bupati Bintan Apri Sujadi kandas di Sentra Gakumbu Bintan. Namun Apri Sujadi justru memaafkan pelapor, seorang perempuan yang masih berusia muda.

Pada 27 November 2020, Melyanti melaporkan Apri Sujadi dengan tuduhan melakukan money politic di acara deklarasi dukungan SAPMA PP Bintan kepada paslon urut 1, Apri Sujadi dan Roby Kurniawan yang bertarung di Pilkada Bintan 2020.

Yang dipersoalkan Meliyanti terkait pemberian uang lewat sopir pribadi Apri, seusai acara deklarasi dukungan. Namun saat klarifikasi di Bawaslu, Apri Sujadi dengan tegas menyangkal tuduhan itu. Apri juga mengaku datang ke acara itu karena diundang SAPMA PP Bintan. Artinya, kata Hendie, kapasitas Apri Sujadi di acara itu adalah sebagai tamu undangan

Menurut kuasa hukumnya, Hendie Devitra, bahwa pemberian uang tersebut bukan politik uang, melainkan untuk operasional kepada SAPMA PP yang telah mendekarasikan diri sebagai tim relawan pemenangan Apri-Roby.

“Itu murni untuk operasional sebagai tim relawan, yang diatur dalam UU Pemilihan Kepala Daerah,” kata Hendie Devitra, yang mendampingi Apri Sujadi saat klarifikasi di Bawalu, beberapa waktu lalu.

Laporan Meliyanti yang saat itu mendapat pendampingan dari pengacara kondang Johnson Panjaitan, yang juga kuasa hukum paslon Awe – Dalmasri, rival Apri – Roby merebut kursi Bintan-1, tertuang dalam Laporan Nomor 003/LP/PB/Kab/10.04/XI/2020.

Namun dari keterangan 24 orang saksi, teridiri dari pelapor dan terlapor, saksi-saksi dan pihak terkait, serta keterangan Ahli, Sentra Gakumbu justru tidak menemukan unsur pidana dugaan money politic dalam acara deklarasi seperti yang dituduhkan Meliyanti.

Apri Sujadi (kiri) dan kuasa hukumnya Hendie Devitra

“Berdasarkan fakta-fakta keterangan pelapor, saksi-saksi/ pihak terkait, terlapor,
keterangan ahli serta bukti yg ada, sehingga Sentra Gakkumdu Bintan memutuskan laporan (nomor 003/LP/PB/Kab/10.04/XI/2020) tidak dapat di tingkatkan ketahap selanjutnya (dihentikan) karena tidak memenuhi unsur pasal sangkaan pelanggaran tindak pidana pemilihan yakni Pasal 187 A Ayat (1) UU Pemilihan,” tegas Febriadinata dalam konferensi pers di Media Center Bawaslu, yang juga disiarkan di Fb Bawaslu Bintan, pada Jumat (4/12/2020) sore.

Tuduhan terhadap Apri Sujadi melakukan politik uang, tutup buku di Bawaslu. Namun Apri Sujadi yang merupakan calon petahana ini sedikitpun tak terpikir untuk menaruh dendam kepada pelapor. Alih-alih untuk melapor balik karena telah mencemarkan nama baiknya, Apri Sujadi malah memaafkan Meliyanti, bahkan berterima kasih karena sangat banyak orang yang mengigatkan dan memikirkan dirinya sebagai calon pemimpin Bintan di periode kedua.

Bukan tak banyak dorongan untuk melapor balik, setidaknya sebagai efek jera di kemudian hari agar lebih berhati-hati dan bijak saat bertindak. Karena ada dasar hukum untuk melaporkannya. “Seperti Meliyanti menyampaikan laporan atau memberikan kesaksian palsu dan pelanggaran UU ITE karena merekam, mendistribusikan, mentransimisikan informasi bohong,” ujar Apri Sujadi dalam rilis yang dikirim tim Apri – Roby, Sabtu (5/12).

Tapi peluang untuk melapor balik, bukan pilihan seorang Apri Sujadi yang saat ini fokus ingin membangun Bintan dan mensejahterakan masyarakat, bersama Roby Kurniawan, wakilnya, yang menanti kemenangan di pemilihan 9 Desember 2020.

Bahkan sekalipun Meliyanti tak menyampaikan permohonan maaf menyusul putusan Bawaslu yang menghentikan kasus yang dilaporkannya itu, tapi Apri Sujadi dengan segala kerendahan hati, tetap pada pendirian untuk memaafkan Meliyanti.

“Walaupun Meliyanti tidak melakukan permohonan maaf, bagi saya itu tidak penting. Tapi bagaimana kita sendiri harus mampu memaafkan perbuatannya. Dan persoalan anatara saya dan Meliyanti sudah selesai,” ucap Apri.

“(Apalagi) dia (Meliyanti) adalah anak kampung kita juga, tak perlu kita balas dengan berbuat zalim,” pungkas Apri.

***

Selama masa kampanye Pilkada Bintan 2020, memang ‘hujan’ fitnah dan berita hoax (bohong) kerap menyerang nama baik Apri Sujadi, juga wakilnya Roby Kurniawan, lewat narasi-narasi negatif yang dibangun untuk merusak citra mereka agar popularitas dan elektabiktasnya terjun payung menjelang hari pencoblosan yang tinggal hitungan hari.

Namun sebagai calon petahana, terhadap semua serangan fitnah dan berita hoax, dengan tuduhan macam-macam, dari tuduhan korupsi hingga money politic, juga tuduhan intimidasi terhadap Meliyanti lewat WA blasting yang menggunakan profilnya dan Roby, sebagai paslon Pilkada Bintan, justru ditanggapi dingin oleh Apri Sujadi, dan dengan wajah sumringah.

Sebab bagi Apri Sujadi, Pilkada Bintan adalah ajang adu ide, gagasan, konsep, dan program-program untuk membangun negeri, membangun daerah serta kesejahteraan masyarakat. Jadi, Pilkada jangan dibuat menjadi panggung permusuhan, saling menghujat lewat fitnah dan penyebaran berita hoax.

“Kita berada dizaman demokrasi, dimana perbedaan pandangan, pendapat dan pilihan itu biasa. Di serang fitnah juga biasa. Kita kan juga bukan manusia sempurna. Selesai Pilkada, kita semua harus saling memaafkan,” pesan Apri.

“Kita tidak mau lapor sana, lapor sini. Itu tanda kita siap dengan demokrasi dan perbedaan. Harapan dan pesan saya kepada seluruh warga masyarakat Bintan, adalah jangan percaya berita-berita hoax yang tidak pasti kebenarannya, namun harus kita sikapi dengan dewasa. Dan kejadian bersama Meliyanti ini menjadi pembelajaran politik untuk kita semua” ujar Apri Sujadi.

Sejak memimpin kabupaten Bintan, di periode pertama, 2016-2021, memang Apri Sujadi terbilang sukses membawa banyak perubahan di tanah kelahirannya itu. Melalui inovasi program-program unggulan, Apri terus berupaya mewujudkan masa depan Bintan yang cerah dan gemilang. Banyak penghargaan yang ia peroleh atas keberhasilannya membangun Bintan.

Apri Sujadi adalah pelopor program seragam sekolah gratis siswa-siswi SD dan SMP, dan program berobat gratis pakai e-KTP untuk masyarakat Bintan. (tr)

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini