Soal Alfonso, Dewan Pengawas Gelar Rapat dengan RSUP Kepri

Tanjungpinang
drg. Ani Dewi Yani (kiri) dan dr. Asep Guntur
drg. Ani Dewiyana (kiri) dan dr. Asep Guntur

Tanjungpinang-Peristiwa yang dialami Alfonso Peter Situmeang, pasien RSUP Kepri (RSUD Raja Ahmad Tabib), mendapat respon dari Dewan Pengawas (Dewas) rumah sakit (RS) milik Pemprov Kepri itu.

Senin (6/11) sore, Dewas mengadakan pertemuan dengan manajemen RSUP Kepri, di ruang rapat lantai empat, RSUP Kepri, Tanjungpinang. Rapat ini untuk membahas peristiwa yang dialami pasien Alfonso Peter Situmorang.

dr. Sunarto yang dihubungi membenarkan adanya rapat antara Dewas dan pihak RSUP Kepri, terkait insiden Alfonso. “Benar,” katanya saat ditanya, Senin (6/11).

Namun ia tidak menjelaskan secara rinci, apa agenda penting rapat dan siapa saja yang ikut dalam rapat. “Kurang tau. (Yang tau) ada rapat dewan pengawas dengan pihak manejemen RSUP Kepri,” ujarnya.

Beberapa wartawan lalu turun ke RS, namun tidak ada keterangan resmi soal insiden Alfonso, atau setidaknya penyampaian hasil dari pertemuan antara Dewas dengan pihak RSUP Kepri.

Usai rapat, wartawan diterima Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan, drg. Ani Dewiyana dan Kepala Bidang Medik dan Keperawatan dr. Asep Guntur yang didampingi Syafei bidang Humas RS.

dr. Ani Dewiyana juga membenarkan ada pertemuan antara Dewan Pengawas dengan manajemen RSUP Kepri, perihal insiden pasien Alfonso. Pertemuan disebut dihadiri ketua dan sekretaris Dewas, Raja Ariza dan Tjetjep. Raja Ariza menjabat Asisten Pemerintahan Bidang Kesejahteraan di Pemprov Kepri, dan Tjetjep adalah Kadis Kesehatan Kepri

Sprint Analisis Akar Masalah terkait cdl saat cuci darah
Sprint Analisis Akar Masalah terkait cdl saat cuci darah

Dewiyana dan Asep justru membahas soal nama alat medis yang dikeluarkan dari tubuh pasien Alfonso lewat operasi. Menurut Dewiyana, alat medis yang lepas dalam tubuh pasien Alfonso berupa kawat halus (wayer), bukan kateter/cdl.

“Yang terlepas itu berupa kawat (wayer) bukan kateter (cdl),” sebut drg. Ani Dewiyana yang diamini dr. Asep Guntur, Senin (6/11) sore, di RSUP Kepri.

Anehnya, ketika kedua dokter ini bermaksud meluruskan pemberitaan di media massa, justru tidak menyiapkan penjelasan yang berhubungan dengan peristiwa itu. Semisal kronologi permasalahan, tindakan penanganan hingga hasil audit internal terhadap insiden tersebut.

Seperti diketahui, pasien Alfonso mengalami masalah saat penanganan cuci darah oleh dr. Fitri Ashadi, pada 18 Oktober 2017 lalu. Ada alat medis yang tertinggal atau terlepas dalam tubuh pasien. Kemudian dirujuk  ke RS Budi Kemuliaan, Batam, untuk tindakan operasi.

Pada 22 Oktober 2017, dr. Viktor Nababan lewat operasi berhasil mengeluarkan alat medis yang tertinggal di tubuh Alfonso. Nah, karena operasi sudah di RS berbeda, yang bisa menjelaskan alat medis yang tertinggal itu adalah pihak RS Budi Kemuliaan, atau setidaknya mengutip keterangan resmi dr. Viktor Nababan.

Ditanya apa langkah dari RSUP Kepri terkait insiden itu, dr. Asep Guntur menjelaskan sudah dilakukan tindakan analisis dengan menunjukkan sebuat surat printah tugas (Sprint) tentang Panduan Analisis Akar Masalah, tertanggal 3 November 2017, yang ditandatangani pimpinan BLUD RSUP Kepri. Sementara insiden ini sudah terjadi sejak tanggal 18 Oktober 2017.

Asep juga enggan membeberkan apa hasil analisis dari tim yang dipimpinya itu. Ia beralasan, hasil analisisnya itu untuk laporan ke pimpinan bukan untuk dipubliksasikan ke masyarakat.

Sepertinya reformasi birokrasi di RSUP Kepri belum berjalan maksimal. Diharapkan Gubernur Kepri melalui Dewan Pengawas RSUP Kepri, bisa membenahinya dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. (TR)

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini