Ada 2.613 Benda Bersejarah Tersimpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah

Tanjungpinang
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang, Muhammad Nazri (tengah) saat menjadi narasumber dalam program Kemilau Kepri RRI Tanjungpinang, Selasa (31/01/2023). diskominfo tanjungpinang

TANJUNGPINANG – Bila anda berkunjung ke Kota Tanjungpinang, rasanya tak lengkap jika belum mengunjung Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA), sebagai wisata yang dapat mengembalikan kenangan anda pada masa lampau sejarah dan budaya yang ada di kota Gurindam tersebut.

Museum yang menjadi cagar budaya ini dikelola Dinas Kebudayaan dan Priwisata Tanjungpinang. Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang menyimpan ribuan koleksi benda-benda hasil budaya pada masa lampau ini diresmikan pada 31 Januari 2009 oleh iSuryatati A. Manan, Wali Kota Tanjungpinang kala itu.

Dilansir laman Pemko Tanjungpinang, Selasa (31/01/2023), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang, Muhammad Nazri,
saat menjadi narasumber dalam program Kemilau Kepri RRI Tanjungpinang, mengungkapkan bahwa Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dulunya, di tahun 1918 merupakan gedung pertama Sekolah Tingkat Dasar masa kolonial Belanda dengan nama Hollandsch-Inlandsche School (HIS).

Kemudian, pada masa Jepang diganti dengan nama Futsuko Gakko. Setelah kemerdekaan gedung ini tetap difungsikan sebagai Sekolah Rakyat dan akhirnya dijadikan SD 01 sampai tahun 2004.

“Gedung ini merupakan cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang, maka gedung ini dijadikan museum dengan nama Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah,” jelas Nazri.

Ia menyebut, per 2022 lalu, tercatat jumlah koleksi benda-benda sejarah yang tersimpan di museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sebanyak 2.613 koleksi dari berbagai sumber sejarah mulai dari perhiasan, senjata, pralatan rumah, keramik, kendi, piring, guci, artefak, miniatur, koleksi foto-foto, catatan dan naskah kuno, seni lukis, seni grafis, koin, cap/stempel, hingga benda hasil penemuan di zaman prasejarah, neolitikum yang berbahan andesit seperti kapak genggam, kapak batu, dan beliung persegi.

“Dari 2.613 koleksi itu memiliki delapan klasifikasi koleksi yaitu koleksi etnografi, keramologika, teknologika, historika, seni rupa, filogika, arkeologika, numismatika dan heraldika,” ucapnya.

Nazri mengatakan, sempena merayakan Hari Jadi ke-14 Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah 31 Januari 2023 ini, museum akan mengadakan malam keakraban dengan pelaku seni di kota Tanjungpinang.

“Malam ini kita adakan di museum. Pada malam keakraban ini kita akan besembang dan berdiskusi dengan kawan-kawan pengiat seni. Kita juga akan berikan apresiasi kepada mereka yang telah menghibahkan koleksi bersejarah ke museum,” ujar dia.

Sementara, Kepala Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Kota Tanjungpinang, Ivan Kurniawan mengatakan setelah pandemi ini, pihaknya telah menyusun program untuk meningkatkan kunjungan masyarakat, terutama pelajar ke museum.

Beberapa kegiatan itu seperti pameran temporer yang disejalankan dengan Hari Museum Nasional pada 12 Oktober ini, semarak museum yang akan diisi dengan berbagai lomba yaitu fotografi, vlog, lomba melukis, baca hikayat, berbalas pantun untuk pelajar SD dan SMP, hingga sosialisasi terkait museum.

“Kita coba mulai lagi, supaya masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar tau keberadaan museum ini. Di sini, tersimpan rekaman masa lalu dan warisan budaya kota Tanjungpinang yang bisa dipelajari dan menjadi pengetahuan bagi para generasi muda,” ucap Ivan.

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini