TANJUNGPINANG – Kontroversi kehadiran Rahma dalam acara Silaturahmi dan Jalan Santai Forum RT/RW Kota Tanjungpinang, pada 29 September 2024 lalu, yang diduga bernuansa politik, berbuntut panjang.
Pemko Tanjungpinang akan segara menerbitkan surat edaran (SE) untuk mengingatkan lembaga kemasyarakatan termasuk RT/RW, agar netral dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
“RT RW merupakan lembaga kemasyarakatan, hari ini kita mungkin akan terbitkan lagi surat untuk mengingatkan bahwa lembaga masa kemasyarakatan juga harus netral,” tegas Sekda Tanjungpinang Zul Hidayat kepada wartawan usai menghadiri dialog tentang Netralitas ASN pada Pilkada 2024, di RRI Tanjungpinang, Rabu (2/10/2024).
Pernyataan Zul Hidayat menanggapi pertanyaan terkait netralitas RT/RW menyusul kegiatan Silaturahmi dan Jalan Santai Forum RT/RW Tanjungpinang, yang di hadiri sendiri oleh Rahma, yang merupakan salah satu calon Walikota Kota Tanjungpinang.
Hidayat menegaskan bahwa netralitas RT/RW berbeda dengan ASN, di mana ada regulasi yang jelas mengatur sikap ASN. Dalam konteks RT/RW, netralitas lebih berkaitan dengan upaya menghindari tindakan yang dapat menghambat sosialisasi pasangan calon (Paslon) tertentu, serta larangan pemasangan alat peraga kampanye.
“Itu yang mungkin kita minta untuk tidak terlibat, apalagi terlibat misalnya di dalam partai politik,” katanya.
Sementara acara Silaturahmi dan Jalan Santai Forum RT/RW, jelas ternoda dengan kehadiran Rahma yang sudah mendaftarkan diri sebagai calon Wali Kota Tanjungpinang, bersama wakilnya, Rizha Hafis, di KPUD setempat.
Potret keresahan tergambar jelas dalam percakapan nitizen di media sosial FB. Warganet menunjukkan keprihatinan atas sikap oknum RT/RW yang tampak tidak netral, bahkan menunjukkan keberpihakan secara terang-terangan.
Beberapa pegiat media sosial menganggap acara tersebut sebagai upaya penguatan dukungan bagi pasangan calon Rahma-Rizha. Mereka juga mempertanyakan kapasitas Rahma yang diberi kesempatan berpidato dan membagikan hadiah undian kupon di acara tersebut. Karena Rahma bukan walikota lagi, dan juga bukan pejabat publik.
Selain itu, sejumlah netizen turut menyoroti nama Sekda Tanjungpinang, Zul Hidayat, terkait polemik kehadiran Rahma dalam kegiatan silaturahmi Forum RT/RW. Sekda Hidayat dituding berperan dibalik kegiatan silaturahmi Forum, yang disebut agenda setting bernuansa politik.
Diketahui, kedekatan Rahma dengan RT/RW terjalin saat ia menjabat Wali Kota Tanjungpinang pada sisa masa jabatannya 2018-2023, menggantikan almarhum Syahrul.
Demikian Zul Hidayat, karirnya moncer sebagai pejabat eselon Pemko Tanjungpinang, di masa kepemimpinan Rahma, hingga dapat jabatan Sekda Tanjungpinang, hingga hari ini
Wajar dinamika ini menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi nepotisme, mengingat posisi Zul Hidayat sebagai pejabat kunci dalam birokrasi. Karena berpotensi memengaruhi dukungan terhadap salah satu pasangan calon, seperti pembiaran Forum RT/RW ke ranah politik oleh oknum pengurusnya, yang dibalut dengan kegiatan silaturahmi.