Alamak! Ibu-ibu di Tanjungbalai Pelintir Kumis Nurdin, di Tanjungkelit Dilarang Dicukur

Tanjungpinang
Seorang ibu sedang memelintir kumis Nurdin Nasirun, Gubernur Kepri
Seorang ibu sedang memelintir kumis Nurdin Nasirun, Gubernur Kepri

Kepri – Kumis tebal yang dimiliki Nurdin Basirun, Gubernur Kepri, itu selalu menarik perhatian orang ramai ketika kunjungan kerja, apalagi dikalangan ibu-ibu, hingga punya cerita lucu dan selalu mengundang tawa.

Ketika Nurdin kunjungan kerja ke Tanjungbalai, Kabupaten Karimun, kumis Gubernur Nurdin sering dipelintir ibu-ibu, sementara di Tanjungkelit, Kabupaten Lingga, ibu-ibu melarang kumisnya dicukur.

“Pak Gubernur kumisnya jangan dicukur, ya. Nanti tak sedap makan ikan tamban,” kata seorang ibu ketika Nurdin berkunjung ke daerah Bupati Alias Wello itu, beberapa waktu lalu.

Sedangkan cerita kumis Nurdin dipelintir ibu-ibu, ketika Gubernur Nurdin melakukan kunjungan kerja, dalam meresmikan pembangunan jalan di Kawasan Parit Rampak, Kabupaten Karimun, pekan lalu.

Seperti biasa, usai peresmian ia berkeliling menyusuri perkampungan di wilayah itu. Saat melihat lima ibu-ibu sedang melintas di jalan, dengan membawa peralatan kerja seperti sabit dan parang, Nurdin langsung turun dari mobil dan menyapanya.

Namun tiba-tiba seorang ibu langsung memelintir kumis Nurdin. “Eh, Nordin, dah lama na tak jumpa,” ujar ibu itu dalam logat Melayu, yang menganggap seperti anak kandungnya sendiri karena sosok pria berkumis dihapannya itu sudah tak asing lagi.

Spontan suasana  tampak akrab dan hangat, karena baik Gubernur Nurdin maupun ibu-ibu langsung tertawa ceria. Nurdin pun teringat kenangan ketika menjabat Bupati selama dua periode di daerah itu.

Sambutan hangat dan sentuhan keakraban dari ibu-ibu sudah biasa dirasakan Nurdin saat kunjungan kerja yang rutin menyapa warga dengan menyambangi rumah-rumah penduduk hingga ke pelosok perkampungan.

Berbaur dengan masyarakat memang sudah tak asing bagi seorang Nurdin Basirun, jauh sebelum dirinya menjabat Gubernur Provinsi Kepri, karena semasa menjabat Bupati Karimun, berbual-bual dengan warga apalagi dengan ibu-ibu sudah menjadi kebiasaannya.

Nurdin juga tak segan-segan nasuk ke dapur masyarakat, jika lawatan ke pulau-pulau terpencil. Layaknya seperti rumah sendiri, Nurdin melakukan banyak aktivitas, dari menggiling cabe, memotong bawang, mengangkut air, mengukur kelapa hingga membelah kayu bakar.

Rupannya kebiasaan itu tak bisa lepas dari kehidupan pribadinya yang menjadi gaya kepemimpinannya hingga Nurdin Basirun beranjak menjabat Gubernur Kepri, sejak dua tahun lalu.

Nurdin selalu berhenti jika melihat kelompok ibu berjalan kaki, baik yang pulang kerja maupun yang mau berangkat kerja, terutama di sektor informal.

Dalam banyak kesempatan, dia selalu duduk di kedai kopi dengan kalangan mana pun. Jika di masjid-masjid sudah menjadi semacam rutinitas dia menyerap aspirasi masyarakat. Atau pada beberapa acara keagamaan.

Kadang juga ikut memakal kapal, memasukkan es-es saat nelayan hendak melaut. Atau seketika ikut mendayung dalam suatu titik kunjungan adalah hal yang tidak canggung dilakukannya.

Karena, menurut Nurdin, dengan cara-cara informal itulah masyarakat kadang lepas menyampaikan apa yang mereka harapkan. Apa-apa yang mereka butuhkan sehingga menunjang aktivitas keekonomian masyarakat.

Seketika itu juga kadang diputuskan permintaan apa yang bisa diselesaikan. Beberapa diantaranya dibahas dalam rapat rutin tiap Senin sehingga bisa disejalankan apa yang bisa diberikan.

“Kalau formal formal, mereka kadang tak lepas menyampaikannya,” kata Nurdin suatu kali.

Sikap informal ini malah sudah dihafal betul beberapa kelompok masyarakat. Terutama kaum ibu. Di Karimun misalnya, kalau ada kunjungan kerja, Nurdin selalu menyusuri ruas-ruas jalan hingga ke pelosok.

Agaknya, bagi Nurdin aktivitas semacam itu mampu menyegarkan semangatnya untuk terus membuat Kepri semakin maju. Berpacu meningkatkan investasi, berharap regulasi terus mendukung dan memacu pembangunan infrastruktur.

Ke pulau-pulau untuk memperkuat silaturahmi, walaupun kumisnya dipelintir ibu-ibu. Kalau ke Jakarta dalam upaya mempercepat investasi dan mendapat regulasi-regulasi yang mendukung. Semuanya untuk memacu pembangunan.

Akhir Februari lalu mendapat restu Presiden Jokowi agar tujuh proyek strategis cepat berjalan. Proyek-proyek itu adalah Pembangunan Jembatan Batam Bintan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, KEK Galang Batang, KEK Pulau Asam, Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Pengembangan dan Modernisasi Bandara Hang Nadim dan Pembangunan Batam LRT (Light Rapit Transit). (tr/humpro kepri).

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini