Lis Darmansyah Harus Segera Tata Ulang Birokrasi untuk Wujudkan Tanjungpinang Berbenah

Tanjungpinang602 Dilihat

MEWUJUDKAN PERUBAHAN bukanlah pekerjaan sekejap mata. Tagline Tanjungpinang Berbenah yang diusung duet Lis Darmansyah dan Raja Ariza (Lis-Raja) bukan sekadar janji kampanye, melainkan harapan besar warga Tanjungpinang yang mendambakan perbaikan dalam tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, hingga penguatan sektor ekonomi.

Kemenangan Lis-Raja dalam Pilkada Tanjungpinang 2024 lalu bukan hanya kemenangan politik, melainkan mandat rakyat yang berharap adanya perubahan yang lebih baik. Dilantik pada 20 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto, Lis-Raja memulai masa pengabdian sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang periode 2025–2030. Kini, hampir seratus hari masa kerja mereka berlalu. Harapan masyarakat masih segar untuk menanti perubahan dari kedua pemimpinan Tanjungpinang itu.

Tidak bisa dipungkiri dan sulit untuk tidak mengatakan bahwa kondisi Tanjungpinang hari ini: Tidak Baik-baik Saja. Ini bukan sekadar kritik tanpa dasar, tapi fakta yang dirasakan masyarakat. Kita tahu, dalam 4 tahun terkahir ini, Tanjungpinang tertatih-tatih untuk bangkit dari keterpurukan, terutama setelah kepergian almarhum Syahrul, Wali Kota sebelumnya, pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19. Sejak saat itu, arah pembangunan Tanjungpinang seperti kehilangan kompas.

Pandemi memang memukul jatuh perekonomian daerah dan bangsa Indonesia bahkan dunia, namun alasan itu tidak bisa terus-menerus dijadikan tameng untuk menutupi lemahnya tata kelola pemerintahan sebelumnya. Perencanaan pembangunan yang tidak berbasis kebutuhan rakyat, lemahnya pengawasan anggaran, hingga proyek-proyek yang tidak berdampak langsung pada masyarakat menjadi akar masalah dari berbagai ketimpangan yang melanda Tanjungpinang. Akibatnya, usaha kecil dan menengah terkapar dan gulung tikar, pengangguran melonjak, dan ekonomi masyarakat terpuruk.

Bandingkan di banyak daerah lain di tanah air, yang juga mengalami keterpurukan ekonomi akibat dampak pandemi, namun mereka mampu bangkit melalui perencanaan pembangunan yang matang dan kepemimpinan yang visioner. Mereka berhasil pulih karena pemerintahannya hadir di tengah-tengah masyarakat, dengan memberikan solusi yang baik melalui peluncuran paket program yang berpihak pada kepentingan publik terutama rakyat kecil.

Hari ini Tanjungpinang tertinggal dalam geliat kebangkitan. Data pengangguran masih tinggi, upah buruh dan karyawan di berbagai sektor tidak layak, dan tingkat kemiskinan masih tinggi, sebagai warisan dari pemerintahan sebelumnya. Daya beli masyarakat juga melemah, dan aktivitas ekonomi hanya bergantung pada momen gajian para pegawai negeri. Ketika ASN menerima gaji, toko-toko dan pusat perbelanjaan sedikit bergairah, namun setelah itu, sepi dan sunyi.

Yang lebih parah lagi, Lis dan Raja juga mewarisi beban berat dari pemerintahan sebelumnya, yaitu defisit anggaran mencapai Rp 229 miliar. Jumlah yang fantastis untuk ukuran kota kecil seperti Tanjungpinang. Warisan pahit ini tentu menjadi batu sandungan bagi pemerintahan Lis-Raja untuk merealisasikan program-program prioritas. Pembayaran TPP pegawai, juga bisa terganggu, bantuan pendidikan dan sosial bakal tersendat, serta berbagai rencana pembangunan akan terancam gagal.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pembenahan tidak bisa hanya dilakukan di permukaan saja. Maka, perlu reformasi menyeluruh, terutama dalam hal pembenahan sumber daya manusia. Penempatan pejabat harus berdasarkan kompetensi, dengan harapan bisa bekerja dengan baik sesuai target. Selama ini, banyak pejabat yang duduk di posisi strategis namun tidak sesuai kapasitas, sehingga kurang memahami tugas pokok dan fungsi yang mereka emban. Tak heran, tidak lahir satu pun terobosan kebijakan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

Lis Darmansyah harus memulai dengan membangun fondasi utama, yaitu merombak dan menyusun ulang SDM di tubuh birokrasi Pemko Tanjungpinang. Mereka yang ditempatkan bukan hanya kompeten di bidangnya, tetapi juga memiliki loyalitas terhadap pimpinan terutama visi misi pembangunan daerah. Tidak boleh lagi ada pejabat yang bekerja asal-asalan, apalagi yang berkinerja buruk.

Ini waktunya memberikan ruang bagi ASN yang benar-benar berkualitas untuk tampil dan membuktikan kemampuan mereka. Karena masih banyak ASN yang punya potensi, tapi belum pernah diberi ruang. Mereka ini bisa menjadi motor penggerak pembangunan jika diberi kesempatan dan kepercayaan.

Keberanian untuk melakukan reformasi birokrasi inilah yang akan menjadi pembeda Lis Darmansyah dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Reformasi ini tentu tidak mudah, bahkan berpotensi menimbulkan gesekan dan resistensi, baik dari internal birokrasi maupun eksternal. Namun, jika dilakukan dengan niat tulus dan dasar yang kuat, hasilnya akan terlihat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Masyarakat akan merasakan sendiri dampaknya.

Selain membenahi SDM, sektor PAD (Pendapatan Asli Daerah) juga harus menjadi perhatian serius, yang selama ini masih jauh dari harapan. Padahal Tanjungpinang memiliki banyak potensi yang belum digarap secara maksimal, mulai dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif, hingga UMKM, dan banyak lagi sektor-sektor lainnya, yang bisa menambah pundi-pundi kas daerah. Semua itu membutuhkan keberanian melalui kebijakan yang berpihak kepada kepentingan daerah dan masyarakat. Sebab, ketergantungan pada dana transfer pusat, bukan lah sebagai solusi untuk bangkit.

Perlu diingat, periode ini merupakan periode terakhir Lis Darmansyah sebagai Wali Kota. Inilah momen terbaik bagi Lis Darmansyah untuk meninggalkan jejak dan warisan kepemimpinan yang membanggakan. Jika ingin dikenang sebagai pemimpin yang berhasil membawa Tanjungpinang bangkit dari keterpurukan, maka saatnya memberikan yang terbaik kepada masyarakat, dengan menyusun barisan orang-orang terbaik, sehingga program pembangunan mencapai keberhasilan.

Waktu akan menjadi saksi. Apakah tagline “Tanjungpinang Berbenah” akan tinggal sebagai slogan semata, atau benar-benar menjadi jalan menuju perubahan untuk kemakmuran daerah dan kesejahteraan masyarakat. Semua tergantung pada ketegasan Lis Darmansyah dalam menata ulang sistem pemerintahan. Jika dia berhasil memilih orang-orang yang tepat untuk berdiri di sisinya, maka masa depan Tanjungpinang akan gemilang. Rakyat menunggu bukti, bukan janji.

Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *