Pengusaha Anambas Bantah Tuduhan Monopoli Bisnis Cumi: Harga Jakarta yang Turun

Terkini18 Dilihat

Anambas – Pengusaha hasil laut komoditas cumi dan ikan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Ronal Zainuddin, memberikan klarifikasi terkait isu dugaan monopoli dalam bisnis hasil laut yang sempat diberitakan oleh beberapa media. Ia menegaskan bahwa penurunan harga beli cumi di Anambas bukan disebabkan oleh praktik penguasaan pasar, melainkan karena turunnya harga jual di pasar Jakarta.

“Memang benar saat ini harga cumi di Jakarta sedang turun. Ini otomatis mempengaruhi harga beli di Anambas. Tidak ada monopoli dalam persaingan bisnis hasil laut di sini,” ujar Ronal Zainuddin, Senin (27/5).

Ronal menyampaikan bahwa pernyataannya ini bukan karena merasa dirinya menjadi sasaran dari pemberitaan sebelumnya, melainkan sebagai bentuk partisipasi untuk meluruskan informasi dan membenarkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

“Saya tidak merasa menjadi tujuan dari pemberitaan sebelumnya. Saya hanya ikut angkat bicara untuk membenarkan hal yang benar. Supaya tidak ada salah persepsi dan supaya informasi yang berkembang tetap seimbang,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam praktik usaha, setiap pengusaha memiliki hak penuh dalam menentukan harga beli hasil laut, sesuai dengan perhitungan biaya dan risiko masing-masing.

“Silakan saja kalau ada yang mau beli dengan harga tinggi, asal sanggup menanggung rugi. Kita semua bekerja dengan perhitungan—dari harga cumi, biaya-biaya yang dikeluarkan, sampai risiko harga turun. Jadi wajar jika tiap pengusaha punya strategi harga masing-masing,” tambah Ronal.

Terkait kapal ABG Kepri yang digunakan untuk mengangkut hasil laut dari Anambas ke luar daerah, Ronal menegaskan bahwa kapal tersebut terbuka untuk semua pengusaha. Namun, prioritas diberikan kepada mereka yang sejak awal terlibat dalam proses negosiasi agar kapal tersebut bisa masuk dan beroperasi di Anambas.

“Muatan kapal ABG Kepri pada dasarnya terbuka untuk semua pengusaha. Tapi tentu ada prioritas bagi mereka yang pertama sekali andil dalam lobi-lobi agar kapal itu bisa masuk ke Anambas. Itu bentuk penghargaan terhadap inisiatif dan kontribusi mereka,” jelasnya.

Ronal menambahkan bahwa kehadiran kapal ABG Kepri merupakan hasil dari perundingan yang dilakukan oleh rekan-rekan pengusaha, sebagai solusi atas permasalahan muatan balik kontainer reefer Tol Laut yang selama ini tidak pernah mendapatkan kuota.

Ronal berharap penjelasan ini bisa meluruskan kesalahpahaman yang berkembang, serta menciptakan suasana bisnis yang sehat, terbuka, dan saling menghargai antar pelaku usaha di sektor hasil laut Anambas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *