Komitmen Lestarikan Lingkungan melalui Proyek WASH dan Penanaman Bakau

Tanjungpinang36 Dilihat

TANJUNGPINANG – Yayasan Loola Komunitas menyelenggarakan program WASH (Water, Sanitation, Hygiene) dan penanaman Bakau di Tanjungpinang. Aksi nyata dalam mendukung kelestarian lingkungan.

Proyek WASH ini diresmikan pada 25 Maret 2025, oleh Gubernur Kepri yang diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kepri Hendri, bersama Wakil Wali kota Tanjungpinang Raja Ariza

Turut hadir Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Elfiani Sandri, Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, dan Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan.

Dalam sambutannya, Raja Ariza memberi apresiasi kepada Yayasan Loola Komunitas yang berperan aktif dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan, melalui proyek WASH dan penanaman bakau.

“Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak serta edukasi kebersihan sangat penting bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan. Program ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Raja Ariza, sebagaiman dikutip dari rilis Diskominfo.

Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah mendukung sepenuhnya upaya rehabilitasi ekosistem pesisir melalui penanaman mangrove. “Mangrove berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem pantai, mencegah abrasi, serta menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut. Oleh karena itu, kami akan terus mendorong upaya rehabilitasi dan konservasi hutan bakau di wilayah Tanjungpinang,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala DLH Provinsi Kepulauan Riau, Hendri, mengatakan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan pihak swasta sangat diperlukan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Proyek WASH ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kami berharap program ini dapat terus berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” ujarnya.

Hendri juga menginformasikan rencana penanaman 1000 bibit mangrove di wilayah Senggarang Besar. Kegiatan ini akan dilaksanakan setelah Idul Fitri.
“Penanaman mangrove sebagai bentuk kepedulian kita terhadap keberlanjutan ekosistem pesisir,” jelas Hendri.

Setelah peresmian proyek WASH, dilanjutkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) sebagai langkah konkret untuk memastikan keberlanjutan program ini.

MOU ini untuk sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, komunitas, dan pihak terkait dalam menjaga keberlanjutan program WASH dan upaya konservasi mangrove di Tanjungpinang.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *