Pemprov Kepri Bangun Jembatan Beton, Warga Marok Tua Minta Jalur Alternatif

Tanjungpinang
Jembatan lama yang dirobohkan seiring pembangunan jembatan beton

Lingga – Warga Marok Tua, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga belakangan ini mengeluh karena jembatan penyebarangan di desa mereka telah dirobohkan seiring pembangunan jembatan beton oleh Pemprov Kepri.

Pembangunan jembatan beton tersebut bertujuan untuk peningkatan kualitas jalur penyebarangan warga setempat. Namun sejak pembangunan dimulai, jembatan lama terbuat dari kayu yang selama ini menjadi jalur utama penyeberangan warga, ikut dirobohkan.

“Setelah jembatan (lama) terbuat dari kayu, yang dibangun dengan dana desa beberapa bulan lalu, sudah dirobohkan, maka otomatis masyarakat tidak bisa menyeberang lagi,” keluh sejumlah warga yang ditampung media ini, pada Senin (27/07) kemarin.

Kondisi ini tentu membuat warga setempat tidak bisa lagi menyeberang lewat darat seperti biasanya. Sehingga setiap kali menyebarang, warga harus melalui jalur laut dengan menggunankan perahu terbuat dari kayu.

Perahu penyeberagan warga setelah jembatan lama dirobohkan

“Kami (terpaksa) merogoh kantong untuk menyeberang menggunakan armada laut,” ujarnya.

Adapun besaran biaya untuk perjalanan pulang pergi (PP) menggunakan perahu penumpang mencapai Rp.15 ribu. “Tentu kami sangat terbebani karena harus mengeluarkan uang setiap kali menyeberang, yang sebelumnya biaya itu tidak ada,” kata mereka.

Jembatan lama sehari-harinya digunakan masyarakat untuk menyeberang dari dan ke desa Marok Tua. Sementara hingga saat ini sudah berjalan 15 hari, sejak jembatan lama dirobohkan.

“Secara otomatis biaya hidup warga bertambah untuk keperluan ongkos armada penyeberangan,” ujarnya.

Sebagai solusinya, warga setempat meminta agar dibuat jalur alternatif untuk penyeberangan. “Harapan kami dibuatlah jembatan alternatif agar warga bisa menyeberang lagi,” warga berharap.

Atas keluhan ini Pemda setempat diminta untuk memberi perhatian. Sebab jika dihitung memang beban biaya hidup membengkak akibat ongkos armada laut. Sementara pekerjaan proyek jembatan beton tercatat selama 180 hari kerja.

Ini sangat memprihatinkan karena begitu tingginya biaya tambahan yang ditanggung warga, belum lagi kondisi ekonomi yang sangat terpuruk akibat virus corona atau Covid-19.

Untuk keperluan konfirmasi, Kades Marok Tua Safaruddin belum berhasil ditemui media ini. (Edysam)

KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini