Wali Kota Lis: Kami Komitmen Benahi Pelayanan Publik hingga Layanan Dasar

Tanjungpinang666 Dilihat

TANJUNGPINANG – Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menjadi narasumber dalam program Dialog Tanjungpinang Pagi yang disiarkan langsung dari kantor RRI Pro 1 Tanjungpinang, Jalan Jenderal Ahmad Yani Km 4, Kamis (4/6/2025).

Dialog bertema: “Untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik,” dimanfaat Lis Darmansyah sebagai pemimpin baru Tanjungpinang, untuk berbicara langsung kepada publik, terkait program-program prioritasnya. Dia berharap kerja-kerja selama 100 hari kepemimpinan bersama Wakil Wali Kota Raja Ariza, dapat menjadi cermin pembangunan daerah ke depan.

Lis menegaskan, fokus utama dalam masa awal pemerintahannya adalah menyelesaikan persoalan mendasar yang selama ini menjadi penghambat dalam pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi di daerah.

“Program 100 hari kerja ini bukan sekadar bicara pembangunan fisik. Justru kami lebih menekankan penyelesaian masalah-masalah yang selama ini memperlambat pergerakan ekonomi masyarakat,” ujar Lis.

Dalam dunia pemerintahan, 100 hari pertama sering kali dijadikan tolok ukur arah pembangunan dari pemimpin baru. Lazimnya pemimpin atau kepala daerah seperti wali kota akan menggelar konsolidasi internal, evaluasi birokrasi, menyusun peta jalan pembangunan, dan menjalankan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

Begitu pula dengan Wali Kota Lis bersama Wakilnya, Raja Ariza. Mereka datang bukan hanya membawa visi, tetapi juga tekad untuk membereskan tumpukan persoalan yang lama menggumpal di balik meja pelayanan publik.

“Yang ingin kami dorong bukan hanya pembangunan fisik,” ujar Lis dalam siaran langsung RRI. “Kami ingin menyelesaikan hambatan-hambatan struktural yang menghalangi ekonomi masyarakat bergerak.” Bagi Lis, reformasi birokrasi bukan jargon, melainkan keharusan.

Memasuki hari ke-55 masa kerjanya sebagai Wali Kota Tanjungpinang, Lis telah menunjukkan kinerja yang berfokus kepada kepentingan masyarakat. Di bidang kesehatan, misalnya, ia telah menggulirkan program pengobatan gratis di seluruh puskesmas selama satu tahun penuh.

Menurutnya, ini bukan hanya soal penghematan biaya untuk warga, tapi juga bentuk keberpihakan terhadap hak dasar yang sering kali terabaikan. Ia menegaskan masyarakat harus mudah mengakses kesehatan.

Sementara di bidang pelayanan perizinan, Lis melakukan pembenahan proses administrasi yang sebelumnya terkenal lambat. Ia menyebut pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) kini bisa diselesaikan dalam waktu maksimal tujuh hari, selama tidak ada kendala hukum. Ini patut diapresiasi sebagai era baru dalam pelayanan publik yang transparan dan efisien.

Lebih jauh Lis menjelaskan, dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang dulu menyita waktu dan tenaga, kini tengah bertransformasi. Pemerintah Kota Tanjungpinang telah menyiapkan sistem digital berbasis pemindaian barcode, yang memungkinkan masyarakat membayar pajak melalui ponsel mereka. “Masyarakat tidak boleh dipersulit hanya karena birokrasi,” tegas Lis.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti persoalan menara telekomunikasi yang selama ini beroperasi tanpa kejelasan izin. Dari 258 menara provider yang ada di Tanjungpinang, hanya 71 yang memiliki izin resmi. Lis menegaskan pihaknya tengah melakukan penertiban dan pendataan ulang di lapangan, dengan harapan Tanjungpinang tidak hanya terhubung secara digital, tetapi juga tertib secara administratif.

Di sektor pendidikan, Lis menyebutkan telah membagikan seragam sekolah gratis dan LKS bagi siswa kelas 5 hingga 9. Program unggulan yang cukup menarik perhatian publik adalah kewajiban memiliki sertifikat mengaji bagi siswa yang akan masuk jenjang SD dan SMP.

“Ini bukan semata soal ritual, tapi bagian dari pembentukan karakter generasi Qurani,” jelasnya.

Sebagai kepala daerah, Lis juga memahami pentingnya mendengar suara rakyat. Karena itu, dalam setiap kesempatan, Lis membuka ruang interaksi dengan masyarakat. Dalam dialog di RRI, ia bahkan menjawab langsung pertanyaan warga yang menghubungi melalui telepon. Sikap terbuka ini, katanya, adalah cara terbaik untuk terus menyempurnakan tata kelola pemerintahan.

“Saya tidak takut dikritik. Yang saya takutkan adalah ketika saya tidak mampu menjalankan amanah ini dengan baik,” ucap Lis, menutup dialog dengan suara yang tenang namun penuh tekad.

Lis Darmansyah tahu bahwa 100 hari hanyalah permulaan. Tapi justru di titik awal inilah fondasi kepemimpinan diuji, bukan dari berapa banyak bangunan yang berdiri, tapi dari seberapa besar kehadiran pemerintah dirasakan rakyatnya.

Dalam dialog tersebut, Wali Kota didampingi Kepala Dinas Kominfo Kota Tanjungpinang, Teguh Susanto, yang juga turut menjawab langsung pertanyaan dari para pendengar yang masuk melalui sambungan telepon.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *