TANJUNGPINANG – Lis-Raja punya konsep sederhana untuk UMKM bisa berkembang dan sejahtera. Jika diberi amanah, keduanya akan memberikan bantuan modal dan pelatihan bagi pelaku UMKM.
“Maka, itulah yang kami lakukan nanti, kami bantu modal untuk UMKM, kemudian dilatih agar produknya bagus, menarik dan laku dijual,” kata Lis Darmansyah saat silaturahmi dengan para ulama, mubaligh, imam masjid dan Guru TPQ Se-Kota Tanjungpinang, di Aula Hotel Bintan Plaza, Tanjungpinang, Sabtu (14/9/2024). Ratusan orang hadir dalam acara itu, ada juga Raja Ariza, dan ramai kelompok ibu-ibu.
Lis Darmansyah dan Raja Ariza merupakan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang di Pilkada 2024, yang mengusung tagline Tanjungpinang Berbenah. Salah satu program unggulannya, adalah pemberian bantuan modal UMKM.
Ia mengatakan jika diberi amanah memimpin Tanjungpinang, ia dan Raja Ariza akan memberdayakan pelaku UMKM melalui pelatihan-pelatihan, seperti proses produksi dan peningkatan kualitas produk, juga pemasaran, kewirausahaan, pengelolaan keuangan dan manajemen bisnis.
Setelah dilatih dan dibekali ketrampilan tentang pengembangan usaha dan strategi pemasaran, selanjutnya diberikan bantuan modal, agar pelaku UMKM bisa langsung membuka kegiatan usahanya, dan menerapkan ilmu yang ia peroleh dari pelatihan tersebut.
Ia mengatakan pelatihan dan pemberian bantuan modal kepada UMKM, bertujuan untuk mendukung usaha-usaha produktif di masyarakat, agar terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi wirausahawan yang mandiri.
Lis, panggilan akrabnya, menilai tidak cukup hanya memberi bantuan peralatan bagi UMKM, apalagi peralatan tersebut belum tentu bisa digunakan langsung untuk kegiatan usahanya. Karena untuk membuka sebuah usaha butuh modal yang cukup.
“Ada yang bilang di sana, ada bagi-bagi panci gratis. Bagi-bagi panci itu bagus, tapi persoalannya apakah dengan bagi bagi panci itu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Maaf saya bukan menyindir, ya,” kata Lis Darmansyah .
Menurutnya daripada membantu peralatan seperti panci dan kompor, jauh lebih baik dengan bantuan uang supaya bisa digunakan buat modal usaha, dan dibekali pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing di pasaran.
“Misalnya, orang berjualan lontong, jangan diberi panci, karena mereka juga mampu kalau sekadar beli panci. Harusnya dilatih supaya bisa bikin lontong yang lebih enak, kemudian dibantu modal usahanya,” katanya.
Sama halnya, ketika keluarga dari golongan tidak mampu diberi bantuan kompor, tentu mereka tidak bisa langsung menjalankan usahanya, karena harus memikirkan lagi bagaimana untuk membeli gas dan juga tabung gasnya.
“Orang tidak mampu Bu, maaf saya tidak menjelek-jelekkan, tidak, tapi ini fakta. Orang tidak mampu, orang susah, ibu bantu kompor. Pertanyaan, mampukah dia beli gas, beli tabung gasnya, itu persoalannya,” katanya.
Maka, menurut Lis, sebaiknya masyarakat atau pelaku UMKM dibantu uang, supaya mereka bisa buka usaha sendiri sesuai kemampuan dan keahliannya.
“Kalau orang tidak mampu, dibantu dengan duit, supaya dia bisa bikin usaha, apa yang mau dia bikin usahanya,” ujarnya.