Tanjungpinang – Rahma resmi menanggalkan atribut keanggotaan partai Golkar, dan memilih gabung ke partai NasDem. Anehnya, dia mengaku tak punya masalah di Golkar, juga bukan karena tekanan hingga keluar dari partai besutan Airlangga Hartarto itu. Lalu apa?
Ternyata ia meninggalkan partai Golkar hanya karena soal jabatan semata. Dia mengaku merasa tak pernah mendapat jabatan sejak bergabung ke Golkar pada 2018 lalu, yang hizrah dari PDIP karena menerima tawaran menjadi calon wakil walikota di Pilwako Tanjungpinang. Dia juga merasa kurang nyaman karena namanya tak tercatat di kepengurusan Golkar Tanjungpinang maupun Kepri.
Rahma mengungkapkan alasannya itu pada konfrensi pers di Kantor Nasdem Tanjungpinang, Km 10, Tanjungpinang, Senin (24/2/2020). Ketua NasDem Tanjungpinang Bobby Jayanto turut mendampingi Rahma bersama pengurus dan kader partai pimpinan Surya Paloh itu.
“Kata nyaman itu hari ini karena saya dikasi wadah, saya dikasi tempat, bahkan luar biasa bagi saya sebagai politisi yang betul-betul berjuang di atas kaki sendiri. Bukan karena ada faktor x dibelakang saya. Maka pantas saya ucapkan alhamdulillah, saya dihargai dengan posisi yang luar biasa juga sebagai Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik (DPW NasDem Kepri,red),” jelas Rahma.
Ditanya apa di partai Golkar tak diberi jabatan pengurus? Rahma mengaku, hanya diberi kartu tanda anggota (KTA) “Di sana (Golkar) saya hanya diberi kartu anggota,” katanya. Ia pun mengibaratkan dirinya di partai Golkar seperti warga biasa yang hanya memiliki KTP tapi tak punya tempat atau posisi apapun.
Sementara di NasDem, kata Rahma, ia langsung diberi wadah dan posisi jabatan partai. “(Di NasDem) saya dikasi wadahnya, saya dipilh sebagai Wakil Ketua DPD (NasDem Kepri) dibawah kepemimpinan Pak Haji Muhamad Rudi,” katanya lagi.
Rahma pun memuji NasDem. Dia mengatakan sejak tekadnya bulat keluar dari Gokar, dirinya tak pernah bertanya soal jabatannya di partai NasDem. Ia mengaku tau punya jabatan di NasDem saat pelantikan pengurus DPW NasDem Kepri.
“Saya tak pernah tanya jabatan saya apa di NasDem. Saya tau justu saat nama saya dibacakan pada pelantikan (pengurus NasDem Kepri),” ucap Rahma.
Kepindahan Rahma ke Nasdem menjadi perbincangan hangat dan ramai diberitakan media. Bahkan tudingan kutu loncat mulai ramai disebutkan karena melihat rekam jejaknya yang sering berpindah-pindah partai, yang dmulai dari partai Hanura, PDIP, Golkar dan terkahir di NasDem.
Sebagaimana diketahui, sebelum bergabung ke partai Beringin, Rahma adalah kader PDIP dan menjadi anggota DPRD Tanjungpinang hasil Pemilu 2014. Dia pun rela melepas jabatan wakil rakyat karena ingin mengincar jabatan Wakil Walikota Tanjungpinang.
Padahal saat itu, Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah yang merupakan kader partai PDIP juga maju sebagai calon Walikota Tanjungpinang untuk periode kedua. Namun demi jabatan, Rahma tak segan-segan untuk bertarung dengan seniornya itu di Pilwako Tanjungpinang 2018.
Akhirnya tujuannya itu terwujud, Rahma kemudian direstui Golkar untuk mendampingi Syahrul, calon Walikota Tanjungpinang yang diusung koalisi Gerindra, Golkar dan PKS.
Syahrul dan Rahma menang dan resmi dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Tangpinang periode 2018-2023, pada 21 September 2018, di Gedung Daerah Tanjungpinang.
Namun baru 1 tahun lebih menjabat Wakil Walikota Tanjungpinang, heboh kabar Rahma meninggalkan Golkar yang berlabuh ke partai NasDem. Benarkah hanya karena tak diberi jabatan dikepengurusan partai Golkar, lalu jabatan apa yang diincar Rahma? Sementara kabar dari internal Golkar, Rahma disebut hengkang karena niatnya tak kesampaian untuk menduduki kursi Ketua DPD Golkar Tanjungpinang, yang saat ini dijabat Ade Angga. Alamak!!! (Tr)