Dengan Perahu Nasdem dan PDIP, Rudi-Rafiq Siap Berlayar di Pilkada Kepri 2024

Kepri75 Dilihat
Rudi-Aunur Rafiq saat menerima surat rekomendasi PDIP untuk maju di Pilkada Kepri 2024, yang diserahkan Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, pada 22 Agustus 2024. ist

TANJUNGPINANG – Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq memantapkan diri maju di Pilkada Kepri 2024. Pasangan ini didukung koalisi Partai Nasdem dan PDIP, dengan kekuatan 11 kursi di DPRD Kepri.

Partai PDIP akhirnya memutuskan untuk menjagokan Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kepri 2024. PDIP menyusul Nasdem yang telah lebih dulu memberikan dukungan.

Rekomendasi PDIP untuk Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, diserahkan langsung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, pada 22 Agustus 2024.

Tentu saja, kabar baik ini disambut hangat dan meriah oleh barisan simpatisan dan relawan Rudi-Aunur Rafiq di seantero Provinsi Kepri. Dengan dukungan kedua partai ini, Rudi-Aunur Rafiq kian kokoh untuk berlayar di panggung Pilgub Kepri.

Kepastian Rudi dan Aunur Rafiq, yang populer dengan nama akronim HMR BerAura (Haji Muhammad Rudi Bersama Aunur Rafiq), memang sangat ditunggu-ditunggu masyarakat Kepri, karena sebelumnya, baru satu pasangan calon yang dipastikan maju di Pilkada Kepri, yaitu calon incumbent Ansar Ahmad, yang saat ini menjabat Gubernur Kepri.

Ansar Ahmad yang berpasangan dengan Nyanyang Haris Pratamura telah mendapat dukungan dari sejumlah partai politik pemilik kursi di DPRD Kepri. Yaitu Partai Gerindra, Golkar, PKB, PKS, PAN, dan PPP.

Sementara pencalonan Rudi-Aunur masih teka-teki, terkait dukungan partai politik yang belum memenuhi ambang batas persyaratan pendaftaran calon sebagaimana diamanahkan UU Pillkada. Sebelum putusan MK, Rudi-Aunur Rafiq hanya didukung Partai Nasdem dengan perolehan 7 kursi di DPRD Kepri, sehingga belum mencukupi yang butuh dukungan minimal 9 kursi.

Tak heran, sempat santer kabar adanya skenario kotak kosong Pilkada Kepri, yang membuat masyarakat Kepri sangat kecewa bila hal itu terjadi. Karena hadirnya calon tunggal dianggap bukan melalui proses demokrasi yang mengakomodir aspirasi rakyat, melainkan ditentukan oleh segelintir orang, yaitu para elite partai politik. Pilkada dengan calon tunggal yang melawan kotak kotak kosong, juga upaya merampas hak demokrasi rakyat untuk menentukan pemimpinya.

Surat dukungan Partai Nasdem untuk Rudi-Aunur Rafiq maju di Pilkada Kepri 2024. ist

Namun dengan sokongan PDIP dan Nasdem, dengan kekuatan 11 kursi di DPRD Kepri, Rudi dan Aunur Rafiq dipastikan mendapat tiket di Pilkada Kepri 2024, baik mengacu UU Pilkada maupun putusan MK, yang mengubah syarat pencalonan kepala daerah, dan untuk Pilkada Kepri hanya butuh 10 persen perolehan suara partai politik atau gabungan partai politik, sudah dapat mengusung calon kepala daerah.

Kepastian Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq sekaligus membuyarkan skenario kotak kosong di Pilkada Kepri. Sebelum putusan MK tentang ambang batas dukungan partai politik untuk mengusung calon kepala daerah, gejala kotak kosong Pilkada Kepri memang sudah sangat terasa, dengan melihat posisi Rudi dan Aunur Rafiq yang sulit mendapatkan dukungan partai politik sesuai ambang batas UU Pilkada.

Sementara incumbent Ansar Ahmad yang berpasangan dengan Nyanyang Haris Pratamura sudah mendapat dukungan mayoritas dari partai politik yang tergabung dalam KIM (koalisi indonesia maju), koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pada Pilpres 2024.

Apalagi belakangan muncul KIM Plus, dengan bergabungnya sejumlah partai politik, yang berseberangan dengan kubu Prabowo-Gibran. Diantaranya Partai Nasdem, PKB, PKS, PPP, dan Perindo. Di Pilpres 2024, Nasdem, PKB dan PKS berkoalisi mendukung pasangan Anies-Cak Imin. Sedangkan PPP dan Perindo bergabung bersama Partai PDIP dan Hanura mendukung Ganjar-Mahfud MD.

Bergabungnya Nasdem ke KIM Plus menambah ke khawatiran para pendukung Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq. Meski Nasdem telah mengeluarkan dukungan, bisa saja gagal atau dicabut kembali dengan berbagai macam alasan, salah satunya karena tidak memenuhi dukungan partai sesuai ambang batas.

Bukti nyata, PKS yang sebelumnya telah menerbitkan dukungan ke Rudi-Aunur Rafiq bisa berpaling ke Ansar-Nyanyang, setelah PKS menyatakan resmi bergabung ke KIM Plus. Sementara dukungan PDIP, ketika itu masih teka-teki, apakah ke Ansar-Nyanyang atau ke Rudi-Aunur Rafiq.

Dengan hadirnya dua pasangan calon di Pilkada Kepri, ruang demokrasi Pilkada Kepri terasa segar dan berwarna. Masyarakat Kepri, pada pemilihan 27 November 2024 nanti, tinggal menentukan pilihannya, siapa yang terbaik dan layak untuk memimpin Kepri, 5 tahun ke depan. Muhammad Rudi-Aunur Rafiq, atau Ansar-Nyanyang.

Tira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *