JEMAJA – Komitmen Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, dalam menyelamatkan MTs Al-Ma’arif Jemaja mulai membuahkan hasil nyata. Menyikapi ancaman penutupan sekolah akibat kekurangan tenaga pengajar, Bupati langsung membangun kerja sama strategis dengan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Muhammad Natsir di Tambun, Bekasi.
Sebagai tindak lanjut, Bupati menugaskan Imam Besar Masjid Agung Anambas, KH. Ali Muhsin, S.Pd.I, untuk melakukan kunjungan resmi ke STID pada 28 Mei 2025. Dalam pertemuan tersebut, Ustadz Ali berdialog langsung dengan pimpinan STID guna merumuskan solusi konkret terkait ketersediaan guru untuk MTs Al-Ma’arif.
“Para pimpinan STID sangat mengapresiasi perhatian Bapak Bupati. Bahkan beliau diundang secara khusus untuk hadir dan memberikan sambutan pada acara pelepasan dai se-Indonesia yang akan digelar di Gedung MPR RI, Jakarta, pada 7 Agustus 2025,” ungkap Ustadz Ali, dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).
Hasil pertemuan tersebut membawa kabar baik. STID menyatakan siap mengirimkan empat tenaga pengajar ke Kabupaten Kepulauan Anambas. Dua orang akan ditempatkan di MTs Al-Ma’arif Jemaja, satu di Air Nangak untuk pembinaan muallaf di Air Sena, dan satu lagi di Payakmaram untuk memperkuat pendidikan Islam di MIS dan MA setempat. Pengiriman dijadwalkan berlangsung pada 11 Agustus 2025.
Dokumentasi resmi pertemuan antara Ustadz Ali, Rektor STID Muhammad Natsir, dan jajaran pengurus sekolah menunjukkan semangat kolaborasi untuk menjaga eksistensi pendidikan agama di wilayah terluar Indonesia.
Langkah cepat ini berbuah kepercayaan masyarakat. Dari hanya empat siswa, jumlah peserta didik MTs Al-Ma’arif kini meningkat drastis menjadi 27 orang. Sebagai bentuk dukungan moral dan material, Bupati Aneng bahkan memberikan seragam gratis bagi seluruh siswa baru.
“Bapak Bupati membuktikan bahwa pendidikan menjadi prioritas utama, tanpa memandang latar belakang lembaga. Ini sangat menyentuh dan memotivasi kami semua untuk terus berjuang membangun pendidikan di pelosok,” ujar salah satu pengurus Yayasan Al-Ma’arif.
Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan Islam mampu menghadirkan solusi bagi tantangan pendidikan di daerah terpencil.
(Latif/Anambas)