Tanjungpinang – Aksi penolakan terhadap relokasi Bazar Imlek tahun 2019 berbuntut panjang. Sejumlah ulama dan organiaasi islam mengecam keras tindakan Rudi Chua yang bersikap marah-marah bahkan menunjuk-nunjuk Walikota Tanjungpinang Syahrul di muka umum saat menyampaikan aspirasi warga yang menololak relokasi bazar.
Kemarahan mereka terhadap perlakuan oknum anggota DPRD Kepri itu, bukan karena Syahrul sebagai pejabat Walikota Tanjungpinang melainkan karena memandang posisi Syahrul sebagai seorang ulama.
“Yang paling tidak kami terima adalah tindakan (Rudi Chua) yang menununjuk-nunjuk Pak Syahrul di depan khalayak ramai karena beliau adalah seorang ulama yang sangat kami hormati,” ucap Ustadz Riswandi S. Ag, Kamis (10/1) di Tanjungpinang, yang ditunjuk selaku koordinator dalam penyampaian protes.
“Kami tegaskan kami para ulama tidak terima pemimpin kami, ulama kami dan guru kami diperlakukan seperti itu, ditunjuk-tunjuk di depan khalayak ramai, ini sudah tidak beretika. Kalau ada permaslaahan apa takĀ bisa dibicarakan dengan baik-baik,” katanya.
Ustadz Riswandi sangat menyayangkan sikap tidak beretika yang justru dari seorang wakil rakyat terhormat terhadap seorang ulama. “Ulama adalah pewaris Nabi, maka kami mengingatkan agar bersikap sopan dan santun terhadap ulama apalagi seorang wakil rakyat agar menjadi contoh yang baik ditengah masyarakat,” ujarnya dengan wajah kesal.
Atas permasalahan ini, sambung Ustadz Riswandi, perwakilan sejumlah ormas islam yakni dari Forum Komunikasi Mubalig, Dewan Mesjid, FPI, dan juga beberpa ulama akan menyampaikan protes kepada Rudi Chua terkait tindakannya yang telah merendahkan seorang ulama di depan umum.
“Sore ini selepas azhar kita beberapa perwakilan akan bertemu dengan yang bersangkutan (Rudi Chua). Kami berharap jika merasa bersalah agar menyampaikan permintaan maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya, dan kita sebagai umat islam wajib memaafkannya,” ucap Ustadz Riswandi.
Seperti diketahui, penyelenggaraan Bazar Imlek tahun 2019 di kota Tanjungpinang memantik ricuh dari sekompok warga yang menolak relokasi bazar. Mereka kukuh akan membuka lapak dagangan di lokasi lama yakni Jl. Pasar Ikan meski sebelumnya telah disepakati di Jl. Teuku Umar.
Kericuhan terjadi pada Selasa (8/1) lalu, ketika Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang Syahrul dan Rahma turun ke lokasi untuk memantau persiapan Bazar Imlek ke-15 itu.
Saat tiba Jl. Pasar Ikan, Syahrul dan Rahma langsung dihadang empat anggota legislator yang salah satunya Rudi Chua. Mereka mengklaim untuk menyampaikan aspirasi warga yang menolak lokasi bazar direlokasi ke Jl. Teuku Umar.
Walikota Syahrul juga kukuh lokasi Bazar Imlek diselenggarakan di Jl. Teuku Umar karena berdasarkan hasil kesepakatan yang diputuskan dalam musyawarah bersama. Nah, saat itulah Rudi Chua mulai bereaksi dengan suara yang meninggi sambil menunjuk-nunjuk jari tangannya dihadapan Walikota Syahrul yang akhirmya memicu protes dari kalangan ulama. (tr)